Jakarta, Gatra.com - Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene, mengungkapkan bahwa anggaran mereka untuk melakukan sosialisasi penanganan Covid-19 masih kecil.
Sosialisasi tersebut meliputi penyampaian informasi penumpasan penyebaran Covid-19 dalam bentuk 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas) dan juga 3T (testing, tracing, dan treatment) kepada masyarakat luas yang dinilai masih bandel karena masih lalai soal protokol kesehatan.
“Dari anggaran yang ada di Komisi IX untuk urusan Covid-19 yang masih kecil itu [anggaran untuk] sosialisasi,” ujar Felly dalam sebuah forum diskusi daring bertajuk “Antisipasi Gelombang Baru Covid-19” yang digelar Rabu, (19/5).
“Dari keseluruhan anggaran, memang anggaran advokasi dan sosialisasi memang lagi-lagi masih rendah. Kita semua, termasuk pemerintah daerah, butuh untuk sosialisasi untuk vaksin dan menjaga 5M dan 3T,” sambungnya.
Total anggaran penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2021 ada sekitar Rp699,43 triliun. Anggaran untuk bidang kesehatan sebesar Rp175,22 triliun yang mencakup pengadaan dan program vaksinasi senilai Rp58,18 triliun. Untuk testing, terdapat sejumlah Rp9,9 triliun.
Sementara itu, anggaran vaksinasi Covid-19 di tahun ini ada Rp54 triliun. Sejumlah Rp50,2 triliun dialokasikan untuk pengadaan vaksin dan Rp3,2 triliun untuk distribusi vaksin.
Menurut Felly, sosialisasi 5M dan 3T bernilai amat penting karena menurutnya terdapat banyak penolakan untuk mengikuti program vaksinasi dan pembangkangan dari masyarakat yang tidak mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan pemerintah.
“Tidak ada jalan lain. 5M dan 3T ini harus dilaksanakan oleh masyarakat dan pemerintah di 34 provinsi. Jangan sampai urusan Covid-19 ini menjadi semacam menjadi sandera dari pemerintah daerah kepada pemerintah pusat,” ujar Felly.