Gaza, Gatra.com – Dua pekerja berkewarganegaraan Thailand tewas akibat serangan roket di sebuah area perkebunan Israel dekat perbatasan Gaza. Hamas dan kelompok Jihad Islam mengklaim tanggung jawab.
Hamas mulai meluncurkan roket delapan hari lalu sebagai ajang pembalasan terhadap Israel yang melakukan praktik penyalahgunaan hak terhadap warga Palestina di Yerusalem.
Selain itu, warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat, sebuah area yang diduduki Israel, yang didukung oleh sejumlah 21% minoritas Arab di Israel menggelar aksi unjuk rasa pada hari Selasa sebagai bentuk solidaritas.
“Aksi unjuk rasa ini untuk menyadarkan pihak sebelah, yaitu orang-orang Yahudi, agar mengetahui dampak yang bisa ditimbulkan oleh orang-orang Arab,” ujar seorang Arab, Diaa Rabaya’, di Gerbang Damaskus antara Yerusalem Timur dan Kota Tua.
Pejabat medis Gaza menyatakan bahwa sebanyak 213 orang Palestina telah tewas, termasuk 61 anak-anak dan 36 perempuan selama pertempuran berlangsung sejak beberapa waktu lalu. Sekitar 1.400 lainnya mengalami luka-luka. Di sisi lain, Israel mengklaim bahwa sebanyak 12 warga Israel telah tewas, termasuk 2 anak-anak.
Menurut badan humaniter PBB, sekitar 450 gedung di Jalur Gaza telah hancur atau rusak parah, termasuk 6 rumah sakit dan 9 puskesmas. Sejumlah 47.000 orang yang terlantar mencari suaka di sekolah-sekolah PBB.
Sementara itu, Israel mengklaim bahwa sebanyak 3.450 roket telah diluncurkan ke area mereka dari Gaza. Beberapa di antaranya gagal mencapai target, beberapa lainnya terhalau oleh Kubah Besi Israel.
Militer Israel menyatakan bahwa seorang prajurit mengalami cedera ringan terkena serangan granat. Mereka juga menyatakan bahwa pasukannya telah menewaskan sekitar 130 pejuang Hamas dan 30 Jihadis.
Pemimpin Israel menyatakan bahwa negaranya akan terus-menerus menekan Palestina. Tujuannya adalah untuk meluluhlantakkan faksi-faksi Hamas dan Jihadis Islam. Israel bersikeras melakukan serangan ini walau Amerika Serikat dan negara-negara adidaya lainnya menyarankan penghentian konflik.
“Pertarungan tak akan berhenti sampai kami menghadirkan kesenyapan total dan jangka panjang,” ujar Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz. Ia menyalahkan Hamas atas eskalasi terburuk antara Israel dan Palestina dalam beberapa tahun ke belakang.