Cilacap, Gatra.com – UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah mengimbau agar pemilik atau pengelola pabrik kayu melengkapi fasilitas pemadam kebakaran seiring tibanya musim kemarau. Dalam kondisi cuaca kering, potensi kebakaran lebih besar.
Kepala UPT Damkar Cilacap, Supriyadi mengatakan sebagian pemilik atau pengelola pabrik kayu mengabaikan pencegahan. Dia juga melihat masih banyak pabrik kayu yang belum melengkapi diri dengan fasilitas pemadam kebakaran. Ada kesan, pemadaman kebakaran akan selalu dibebankan kepada UPT Damkar.
Dia mencontohkan, kebakaran pabrik kayu pada Senin malam (17/5) di Desa Madusari Kecamatan Wanareja, Cilacap terjadi karena adanya percikan api dari mesin pemotong. Percikan ini kemudian membakar serbuk yang dialirkan melalui pipa khusus menuju tempat pembuangan atau silo.
Kondisi serupa, lanjutnya juga sering terjadi di seluruh pabrik kayu lainnya di Cilacap. "Belum ada upaya pencegahan. Misalnya dengan memperbaiki cooling system," ucap dia, Selasa (18/5).
Karena itu dia meminta agar sistem dan fasilitas pendukung pencegahan kebarakan di pabrik kayu bisa diperbaiki. Karena selama ini pabrik kayu baru sebatas melengkapi lokasi usaha dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan kolam air di dekat pabrik kayu.
Menurut dia, Damkar akan terus melakukan sosialisasi terhadap pabrik kayu yang ada di Cilacap. Salah satu materi yang ditekankan adalah perbaikan sistem pencegahan karena penyebab kebakaran selalu sama dan berulang terus. "Ini jadi PR kita untuk sosialisasi ke depan," ucapnya.
Sebelumnya, pada Senin malam, pabrik kayu milik PT Cimalati Mitra Indonesia di Desa Madusari Kecamatan Wanareja, Cilacap terbakar pada Senin malam (17/5). Sumber kebakaran berasal dari percikan dari mesin pemotong yang membakar serbuk. Serbuk ini kemudian terbawa melalui pipa pembuangan yang berujung di silo.
"Masalahnya selalu sama. Di semua pabrik kayu di Cilacap," ucap Supriyadi.