Pekanbaru, Gatra.com - Duri Institute mendesak pemerintah agar segera melakukan Test Wawasan Kebangsaan (TWK) terhadap ribuan karyawan PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang akan ditransfer (ganti baju) menjadi karyawan PT. Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Riau.
"Ini penting dilakukan lantaran selama ini mereka sudah puluhan tahun terdoktrin oleh "The Chevron Way", kata Founder Duri Institute, Agung Marsudi kepada Gatra.com, Selasa (18/5).
Agung juga menyebut bahwa selama ini yang berkembang di masyarakat bahwa karyawan Chevron itu --- apalagi yang tinggal di camp --- merasa menjadi masyarakat kelas satu, paling hebat, Indonesia tak bisa apa-apa.
"Yang kayak begini ini, terkesan melecehkan bangsa sendiri, bangsa Indonesia. Jadi enggak aneh juga kalau sejak lama muncul istilah "negara dalam negara," terang penulis buku "Duri Tanah Air Baru Amerika" ini.
Sekarang, begitu Blok Rokan akan beralih ke Pertamina, mereka (karyawan Chevron) terkesan merengek untuk langsung diterima di Pertamina.
"Ini yang melukai hati bangsa Indonesia. Selama ini mereka merasa seperti bukan orang Indonesia," tegas Agung.
Budaya perusahaan Chevron bergaya Amerika kata Agung, bisa dipahami. Tapi untuk masuk langsung ke dalam manajemen Pertamina yang asli Indonesia, Merah Putih, tunggu dulu.
"Mereka musti discreening dulu, ditest wawasan kebangsaannya. Sebab mempertaruhkan wilayah kerja Blok Rokan yang menjadi backbone produksi nasional, membutuhkan loyalitas dan integritas manusianya. Ini bukan cuma soal kerja, tapi juga soal nasionalisme, semangat dan jiwa korsa Indonesia," Agung mengingatkan.
Seiring alih kelola Blok Rokan, hampir semua pegawai CPI bakal beralih status kepegawaian ke operator baru; PHR. Duri Institute menyebut, CPI sudah menyerahkan semua data kepegawaian dan organisasinya kepada SKK Migas.
Abdul Aziz