Gaza, Gatra.com – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat ada lebih dari 38.000 warga Palestina di Gaza telah mengungsi secara internal. Jumlah tersebut mencakup setidaknya 2.500 orang yang rumahnya hancur total akibat serangan rudal dan bom Israel.
Dalam pernyataan singkatnya pada Senin (17/5), para pengungsi mencari perlindungan di 48 sekolah yang dikelola UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina.
Juru bicara UNRWA Adnan Abu Hassan mengatakan pihaknya mulai menyediakan beberapa kebutuhan dasar bagi keluarga pengungsi.
“Kami sangat butuh bantuan,” katanya, sambil merujuk penutupan yang dilakukan Israel di perbatasan yang digunakan untuk mengangkut bantuan kemanusiaan.
Seorang pengungsi bernama Shaher Barda mengaku terpaksa meninggalkan rumahnya di Shujaiya, Gaza. Dia dan keluarganya mengungsi hanya berbekal pakaian di punggungnya.
Menurutnya, badan pengungsi tidak terlalu peduli dengan situasi yang mereka hadapi. Untuk membeli cukup air, kata Shaher, mereka mesti mengumpulkan sendiri uang sejumlah 1 syikal ($0,3) dari setiap pengungsi.
“Kami di sini bukan karena pilihan, tetapi karena rumah kami bukan tempat perlindungan bom dan tidak ada yang bisa selamat dari serangan gila Israel,” ungkapnya dikutip dari Al Jazeera, Selasa (18/5).
Sementara itu, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Avichay Adraee pada Jumat (14/5) mengakui intensitas peningkatan pemboman dan penembakan yang dilakukan militer Israel. Dia menyebutkan militer Israel menembakkan 450 rudal dan peluru dalam 40 menit pada dini hari terhadap 150 target di Gaza.
Avichay menyebut target militan Hamas yang menggunakan jaringan luas terowongan bawah tanah di wilayah tersebut. Namun, banyak orang di daerah tersebut membantah pernyataan itu, dengan menegaskan bahwa mereka tidak melihat satupun pejuang.