Gothenburg, Gatra.com – FC Barcelona Femeni sukses menjuarai ajang UEFA Women’s Champions League (UWCL) musim 2020/2021 setelah menuntaskan perlawanan Chelsea Women empat gol tanpa balas di stadion Gamla Ullevi, Gothenburg, Swedia pada hari Minggu, 16 Mei 2021, waktu setempat.
Semua gol tercipta di babak pertama. Gol perdana FCB Femeni tercipta berkat gol bunuh diri gelandang Chelsea asal Jerman, Melanie Leupolz, setelah terjadi kemelut di kotak pinalti The Blues. Gol tersebut terjadi di menit pertama pertandingan sehingga tim berjuluk Blaugranes tersebut berada di atas angin sejak awal laga. Gol blunder tersebut kemudian tercatat dalam statistik sebagai gol tercepat di ajang UWCL musim ini.
Sebelas menit kemudian, tim asal Catalonia tersebut menggandakan keunggulan dari titik putih setelah top skorer tim, Jennifer Hermoso, dilanggar di kotak terlarang. Wakil kapten, Alexia Putellas, berhasil mengeksekusi sepakan penalti dengan lugas dan meyakinkan.
Gol ketiga tercipta dari kaki kiri Aitana Bonmati pada menit ke-19. Berawal dari permainan umpan-umpan pendek, atau populer disebut tiki-taka, pemain asal Spanyol tersebut berhasil memanfaatkan umpan terobosan ciamik dari Kheira Hamraoui. Di akhir laga, Bonmati diganjar penghargaan Player of the Match atau pemain terbaik di laga itu.
Sementara gol pamungkas dicetak oleh Caroline Graham Hansen. Sontekan manisnya sukses menyempurnakan asis dari pemain sayap asal Belanda, Lieke Martens, yang aksi individunya sukses memporak-porandakan lini pertahanan kanan Chelsea Women sebelum menerobos ke kotak penalti tim yang diasuh oleh Emma Hayes itu.
The Catalans unggul selisih empat gol saat turun minum. Di babak kedua, permainan agak sedikit mengendur. Tiada gol lagi tercipta. Hingga akhir laga, tak ada perubahan jumlah gol di papan skor.
Dengan demikian, FCB Femeni berhasil merengkuh trofi UWCL pertama mereka. Pencapaian ini membuat dua dari lima departemen sepak bola FC Barcelona, yakni FC Barcelona (tim sepak bola pria senior) dan FC Barcelona Femeni, mencatat suatu sejarah menggembirakan. Keduanya menjadi tim pertama di Eropa yang berhasil menggelendang trofi Champions League dan UWCL ke markasnya masing-masing.
FCB Femeni memang tampil luar biasa sepanjang kompetisi. Di babak 32 besar, mereka sukses menghajar tim wanita PSV Eindhoven dengan agregat 8-2 setelah sukses melakoni dua leg. Di babak 16 besar, giliran tim asal Denmark, Fortuna Hjørring, yang digasak dengan agregat 9-0.
Di perempatfinal, tim yang bermarkas di Estadi Johan Cruyff tersebut menghadapi wakil Inggris, Manchester City. Lagi-lagi, Blaugranes berhasil melenggang dengan mudah setelah menyudahi perlawanan City dengan agregat 4-2. Di babak semi-final, The Catalans sukses menyingkirkan lawan kuat, PSG, dengan agregat tipis 3-2.
Dengan kemenangan 4-0 di final di hadapan Chelsea, FCB Femeni mencatatkan sejarah lain. Selisih empat gol tersebut merupakan margin kemenangan terbesar di partai final sejak era UWCL dimulai pada musim 2009/2010 silam.
Selain itu, beberapa perolehan individu pemain-pemain Merah-Biru pun tak kalah membanggakan. Jennifer Hermoso, bersama Fran Kirby dari Chelsea, sukses menjadi pencetak gol terbanyak kompetisi UWCL musim ini setelah menorehkan enam gol.
Caroline Graham Hansen menjadi pemain kedua asal Norwegia yang mencetak gol di laga final setelah Ada Hegerberg yang kini merumput bersama tim langganan juara UWCL, yakni Olympique Lyonnais. Sementara itu, Asisat Oshoala menjadi pemain wanita asal Afrika pertama yang memenangkan trofi di kompetisi ini.
Selepas pertandingan, pelatih FCB Femeni, Lluís Cortés mengungkapkan kegembiraannya atas pencapaian historis ini. “Gagasan saya adalah untuk menunjukkan kepada anak-anak ini bahwa pada suatu hari nanti, jika mau, Anda bisa mencapai level ini. Itu adalah hal yang sangat saya banggakan,” tuturnya, seperti dilansir oleh laman resmi UEFA.
“Sebelum pertandingan, ketika saya melihat Alexia [wakil kapten tim], ia bertanya, ‘Apakah Anda mempercayai saya?’ dan saya bilang ‘Ya, saya mempercayai Anda. Mari kita mulai!’” sambungnya.
Peraih Player of the Match, Aitana Bonmati, juga mengungkapkan rasa bangganya. “Saya kehilangan kata-kata. Saya tak tahu apa yang saya rasakan, tapi saya sangat bangga pada tim ini karena kami memang pantas mendapatkan gelar ini,” ujarnya.
“Kami telah bekerja keras sejak laga final di Budapest [pada tahun 2019] dan kami menetapkan sebuah tantangan kepada diri kami, yaitu mencapai partai final lainnya dan memenangkannya. Dan itulah yang berhasil kami lakukan,” ucap Bonmati.