Jakarta, Gatra.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan masih belum mampu terangkat signifikan pada perdagangan perdana pascalibur Idulfitri. Menurut Research and Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin, meski menguat, sentimen eksternal dari lonjakan indeks utama di Wall Street akhir pekan lalu, tidak mampu berbuat banyak untuk angkat IHSG awal perdagangan kali ini pascalibur lebaran.
"Sentimen inflasi yang menjadi pemicu pelemahan IHSG di saat awal libur lebaran IHSG tutup, dimana mayoritas bursa global melemah pasca rilisan naiknya data inflasi AS. Hal tersebut memicu kekhawatiran terhadap kebijakan the Fed yang lebih hawkish."
Nanang menjelaskan, kekhawatiran the Fed mengambail langkah pengetatan moneter akan dinantikan investor, di mana dalam risalah the Fed pada Rabu pekan ini.
"Kita akan melihat bagaimana pandangan the Fed perihal kebijakan moneter ke depan. Faktor lain yang menjadi penggerak IHSG minggu ini datang dari Australia yang juga terjadwal besok akan ada pertemuan minutes RBA. Dengan tidak mengesampingkan data ekonomi manufaktur PMI dan inflasi baik dari AS, Eropa dan Inggris."
Untuk sentimen dalam negeri, Nanang menyebut yang perlu dicermati oleh pelaku pasar antara lain datang dari kekhawatiran dari peningkatan kasus covid-19 pasca libur lebaran dan rencana kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN).
"Rencana kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) masih dalam taraf diskursus kebijakan, dalam artian adanya tahapan pembicaraan pemerintah dan beberapa pihak untuk memberi pendapat dan masukan. Selain itu perlu adanya pembahasan dengan DPR dan seluruh stakeeholders, sehingga implementasinya pun belum jelas."
Untuk pekan ini, menurut Nanang, investor akan menantikan publikasi data ekonomi neraca perdagangan Indonesia untuk bulan April yang diperkirakan mengalami defisit dari $1,5 miliar menjadi $1,2 miliar. Selain itu, laporan ekspor dan impor untuk bulan April dan laporan penjualan R2 selama April diperkirakan mengalami lonjakan.
Sebagai informasi, IHSG ditutup melemah 0,63% ke level 5.938,351 pada pedagangan terakhir sebelum libur lebaran pada Selasa (11/05) lalu.