Labuhanbatu, Gatra.com- Ketiadaan alat rapid antigen terkait penanganan Covid-19 di RSUD Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumut berbuntut buruk. Kinerja Satuan Tugas Covid-19 dipertanyakan. Belakangan muncul pandangan bahwa penanganan maupun pencegahan sebaran pandemi berbahaya itu, terkesan tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
Seperti yang diutarakan seorang akademisi, M Rusli, Minggu (16/5) di Rantauprapat. Teranyar kasus lambannya melakukan test terhadap warga terduga terpapar Covid-19, menimpa seorang sanak keluarganya.
Diceritakannya, setelah hampir satu harian, pasien yang merupakan abang sepupunya tersebut, baru dilakukan test rapid antigen. "Padahal kita tahu RSUD itu salahsatu faskes terdepan dalam hal penanganan sementara atau upaya pencegahannya," ujarnya.
Terlebih lagi, papar dosen disalahsatu universitas swasta di Labuhanbatu itu, rapid antigen merupakan alat yang tidak terbilang mahal. Jika itu sajapun tidak tertalangi, bagaimana dengan kondisi terburuk lainnya.
"Dampaknya sangat besar, bagaimana antisipasi bahwa pasien sudah berkontak langsung dengan pasien lain atau keluarganya. Lagian kan pasien terduga itu harus segera dirujuk untuk penanganannya. Akibat tidak ada rapid antigen, kesannya lamban prosedurnya," terang Rusli lagi.
Terpisah, Direktur RSUD Rantauprapat, Syafril Harahap melalui Humas Doni Simamora menjelaskan, pihaknya sejak bulan Februari tahun 2021 telah meminta alat rapid antigen ke satuan tugas Covid-19 Labuhanbatu. Namun hingga kini, pihaknya belum menerima apa yang diusulkan tersebut.
"Sekitar bulan 2-an itu diusulkan, sewaktu recofushing. Alat untuk rapid antigen sudah dikomunikasikan kebutuhannya kepada gugus. Tidak ada bedanya seperti yang rapid tes kemarin, punya kita juga dari gugus juga," ujar Doni.
Dia juga menyadari kekosongan rapid antigen menjadi sedikit permasalahan bagi keluarga pasien kemarin, sehingga pihaknya meminta uji ke klinik swasta di Rantauprapat.
Tetapi, Doni meluruskan bahwa pasien yang merupakan warga Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) itu, telah ditangani sesuai standart. "Jadi, tidak ada pasien ditelantarkan atau terdampar, semua ditangani maksimal," ujarnya.
Diceritakan Doni, pasien yang sudah dirujuk ke rumah sakit penanganan Covid-19 di Medan itu, awalnya tiba di IGD RSUD Rantauprapat sekitar pukul 17.00 WIB dengan diagnosa pneumonia.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan diagnostik foto thorak, periksa darah lengkap, ureum creatinin dan elektrolit. Dikarenakan pasiennya masuknya sore, sedangkan klinik swasta tersebut sudah tutup.
"Ya, klinik tempat tes rapid antigennya sudah tutup karena suasana lebaran H 1, makanya besoknya keluar hasilnya. Semua sudah sesuai ditangani. Rapid antigen sudah diusulkan, mudah-mudahan segera tersedia," papar Humas RSUD Rantauprapat.
Sekretaris Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Labuhanbatu yang juga Pelaksana Kepala BPBD, Atia Maulana Muktar mengakui adanya permintaan rapid antigen oleh RSUD. "Betul ada mengusulkan, semoga segera direalisasikan," akunya.