Gaza, Gatra.com - Sepuluh anggota keluarga yang sama terbunuh pada Sabtu pagi dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza barat.
Petugas medis di daerah kantong Palestina menyebutkan bahwa delapan anak dan dua wanita, yang semuanya adalah keluarga Abu Hatab, tewas di lantai tiga, gedung kamp pengungsi Shati, yang runtuh setelah serangan rudal Israel.
Dikutip Al-arabiya, Sabtu (15/5), video itu kemudian muncul di media sosial yang menunjukkan seorang pria mengucapkan selamat tinggal kepada istrinya yang tewas dalam kejadian itu.
Dalam sebuah foto menunjukkan seorang perawat menggendong bayi, yang terpaksa ditarik hidup-hidup dari bawah reruntuhan, sementara tujuh anggota keluarga lainnya tewas, di Rumah Sakit Al-Shifa, setelah serangan udara Israel menghantam Kamp Pengungsi al-Shati tanpa peringatan sebelumnya pada malam hari, di Kota Gaza sejak dini pada 15 Mei 2021.
Video lain menunjukkan sang ayah bertemu dengan bayinya yang berusia lima bulan, satu-satunya yang selamat, setelah dia diselamatkan dari puing-puing.
Setelah serangan udara , tentara Israel mengumumkan telah menargetkan rumah kepala Pasukan Keamanan Hamas Tawfiq Abu Naim di daerah al-Rimal, dekat kamp Shati.
Namun, tidak ada konfirmasi apakah dia berada di dalam gedung pada saat itu atau bagaimana.
Pada hari Jumat, tentara Israel mengatakan telah menembakkan 450 rudal dalam waktu 40 menit ke 150 lokasi "target" di Gaza, di tengah operasi militer yang sedang berlangsung.
Diplomat AS Hady Amr tiba di wilayah itu pada hari Jumat sebagai bagian dari upaya Washington untuk meredakan konflik. Dia tidak membuat pernyataan apapun tentang pertemuannya dengan para pejabat Israel.
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB dijadwalkan akan mengadakan pertemuan hari Minggu.
Seorang pejabat Mesir pada Jumat menyatakan bahwa Israel menolak proposal Mesir untuk gencatan senjata satu tahun --dengan syarat anonim untuk membahas negosiasi- yang diterima kelompok militan Gaza, Hamas.
Dikutip AFP, Hamas juga mengumumkan persyaratannya untuk menyetujui gencatan senjata.
Menurut koresponden Al Arabiya, Hamas menyerukan Israel untuk menghentikan penggusuran paksa warga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur, yang memicu serangan baru-baru ini.
Hamas juga ingin jamaah dapat dengan bebas shalat di masjid al-Aqsa dan Israel menghentikan serangan udaranya di Gaza.