Pati, Gatra.com- Antusiasme warga Desa Karaban, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati masih menggelora untuk menyemarakkan malam Idulfitri dengan takbir keliling. Nahasnya, niat hati melestarikan budaya berbenturan dengan Covid-19 yang masih mewabah, khususnya di Bumi Mina Tani.
Imbasnya boneka ogoh-ogoh berbagai ukuran, mulai dari 2-4 meter tingginya hanya dongkrok di pinggir jalan, gagal diarak keliling kampung. Berdasarkan pantauan, ada beberapa titik yang dipakai untuk memajang ogoh-ogoh lengkap dengan pengeras suara yang memutar rekaman khas takbiran.
Ogoh-ogoh ini sedari sore sudah dipamerkan warga di setiap gang. Dengan harapan, selepas datang waktu membatalkan puasa, masyarakat dan pelintas jalan bisa terhibur dengan karya-karya tersebut.
Bak gayung bersambut, ogoh-ogoh bikinan warga itu pun menjadi magnet dan menyedot kerumunan. Yang memang karena adanya kebijakan dari Pemkab, ogoh-ogoh itu hanya ditaruh di tepi jalan dan bukan untuk dibawa keliling.
Bahkan sebelum adzan magrib berkumandang, banyak pengendara yang berhenti sejenak, entah hanya melihat-lihat atau berswafoto. Tak ayal, Jalan Raya Pati - Kayen mengalami kemacetan, kendaraan pun mengular hingga 12 kilometer jauhnya.
Enggak mau keadaan semakin parah, Kapolres Pati AKBP Arie Prasetya Syafa'at, Bupati Pati Haryanto, Dandim 0718/Pati Dandim Letkol Czi Adi Ilham Zaman, Kajari Pati Mahmudi beserta jajarannya turun tangan. Meraka mendatangi lokasi sekitar pukul 21.00 WIB.
Forkompinda ini dengan gagahnya menghentikan aktivitas warga, dan menyerukan massa untuk membubarkan diri.
Dalihnya, pembubaran ini dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Apalagi banyak klaster bermunculan di Pati belum lama ini.
"Bubar-bubar," ujar Haryanto yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pati kepada pengendara kendaraan bermotor yang berhenti di tepi jalan, Rabu (12/5).
Bupati Pati Haryanto mengigatakan kepada masyarakat bahwa pendemi Covid-19 belum usai. Maka dari itu, masyarakat harus ikut berperan aktif melawan pagebluk dengan cara mentaati protokol kesehatan.
"Kami mohon maaf. Berdasarkan musyawarah, kesepakatan antara NU, Muhammadiyah, dan FKUB, takbir keliling belum bisa dilaksanakan. Takbir cukup di musala atau masjid masing-masing," terangnya.
Ia tidak mau klaster Covid-19 terjadi lagi di Kabupaten Pati. Seperti yang telah diberikan sebelumnya, akhir-akhir ini bermunculan klaster Covid-19 di Kabupaten Pati. "Ini harus dijaga, jangan sampai terulang lagi. Dijaga situasi sampai kondusif," pinta Bupati.
Bukannya kesal ataupun menggerutu sudah dibubarkan, seorang warga setempat pun berbicara melalui pengeras suara. "Terimakasih pak polisi. Semoga sehat-sehat di jalan," ujarnya sedikit kecewa.