Kendal, Gatra.com – Warga Desa Banyuurip, Kecamatan Ngampel, Kendal Jawa Tengah, mendadak gempar setelah seorang nenek berusia 70 tahun tewas dengan dugaan dianiaya oleh anak kandungnya. Nenek yang diketahui bernama Romsih yang tinggal di RT 5 RW 1, Dusun Bengkelo, Desa Banyuurip, itu meninggal dunia di halaman samping rumah warga, pada Rabu (12/5).
Suparti, salah seorang tetangga korban yang rumahnya berada persis di belakang rumah Romsih, mengatakan, jenazah mbah Romsih ditemukan warga sekitar pukul 9 pagi. "Tadi itu mbah Romsih baru dari sini. Mbah Romsih lari dari rumah karena dipukul sama anaknya," kata Suparti.
Usai mbah Romsih mengadu kepada Suparti yang sedang menyiapkan keperluan lebaran, mbah Romsih kemudian jatuh tersungkur dan meninggal. Sebelum Romsih mengadu, Suparti sempat melihat bahwa dia baru saja belanja dari warung tak jauh dari rumahnya.
"Sambil nangis tadi mbah Romsih sempat memperlihatkan kepalanya yang kata mbah Romsih baru dipukul oleh anaknya. Kepalanya diantemi [dipukuli] Basyir [anak korban]. Ada benjolan di kepalanya enggak berdarah. Dia jatuh, dilihat sama warga meninggal terus diangkat," ungkapnya.
Suparti pun tidak mengetahui pasti apakah korban benar-benar dianiaya oleh anaknya atau tidak. Hanya saja, beberapa warga menduga adanya penganiayaan sebelum korban meninggal. Hal itu berdasarkan beberapa kejadian kekerasan sebelumnya oleh sang anak karena terganggu kejiwaannya.
Sementara itu, Basyir anak korban banyak dinilai masyarakat sekitar mengalami gangguan jiwa dan sudah beberapa kali menjalani perawatan di rumah sakit jiwa.
"Perangkat desa dan warga di sini sering membawa Basyir ke rumah sakit jiwa, tapi usaha ini sering gagal karena Basyir seringkali lolos dan bisa pulang sendiri tanpa diduga," kata Rohmad, warga setempat.
"Kalau dia dibawa ke rumah sakit, ibunya senang, merasa aman. Warga pun senang karena merasa tidak terancam. Tetapi kalau pulang, ibunya itu yang jadi musuh pertama saat kambuh," ungkapnya.
Rohmad menuturkan, Basyir mempunyai 4 saudara yang pergi meninggalkan rumah karena merasa terancam. Sehingga, hanya dua orang saja yang menempati rumah gubuk itu hingga insiden meninggalnya Romsih.
"Korban itu kerjanya serabutan, ya untuk makan dirinya dan anaknya itu. Anaknya kalau makan maunya lauk yang mewah seperti daging, ibunya kewalahan. Tadi pagi padahal baru dari sini [rumah Rohmad] minta makan dan minum untuk anaknya," kata Rohmad.
Kasat Reskrim Polres Kendal, AKP Tri Agung Suryomicho, membenarkan ada nenek yang meninggal di belakang rumahnya. "Dari hasil olah tempat kejadian tidak ditemukan bercak darah yang mengarah kepada tindak pidana penganiayaan. Kita masih menunggu hasil autopsi tim DVI Polda Jawa Tengah untuk memastikan penyebab meninggalnya korban," ujarnya.
Sementara itu, anak korban yang tinggal bersama selama ini diamankan di Polsek Pegandon. Polisi belum bisa memastikan meninggalnya nenek Romsih apakah akibat penganiayaan yang diduga dilakukan anak kandungnya atau karena penyebab lainnya.
"Polisi masih menunggu hasil autopsi dan memeriksa sejumlah saksi termasuk anak kandung korban," ucapnya.