Kupang, Gatra.com – Sepekan menjelang Idulfitri 1442 H, harga daging ayam di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), naik signifikan, sementara telur justru turun. Kenaikan harga daging ayam ini sesuai keterangan para pedagang, di antaranya di Pasar Kasih Naikoten.
Pedagang di Pasar Naikoten, Oeba dan Fatululi, pada Rabu (12/5), menyampaikan, kenaikan harga daging ayam ini karena berkurangnya stok atau pasokan dari agen dari Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
Harga daging ayam potong yang dipasok dari Surabaya, naik dari harga sebelumnya Rp45 ribu per ekor menjadi Rp70 ribu. Sedangkan daging ayam potong lokal sebelumnya dijual Rp100 ribu per ekor, naik menjadi Rp150 ribu.
“Untuk daging ayam menghadapi Idulfitri ini kami jual Rp70.000 per ekor. Masalahnya kami membeli dari tangan agen yang mendatangkan dari Surabaya sebelumnya Rp35.000. Sementara seminggu menjelang Idulfitri, mereka jual Rp60.000 per ekor ,” kata Sri, pedagang daging ayam di Pasar tradisional Oebobo.
Naiknya harga jual menjelang Idulfitri ini tambah Susy, pedagang daging ayam lainnya, karena alasan para agen, terjadi kelangkaan stok, kurang pasokan dari Surabaya. “Kata mereka [agen] ayam potong, pasokan dari Surabaya semingggu menjelang Idulfitri berkurang. Karena sejumlah maskapai yang selama ini biasa muat kargo untuk ayam, mengurangi penerbangan ke Kupang.”
Sementara untuk daging ayam lokal, lanjut Susy, harganya naik dari Rp100.000 menjadi Rp150.000 per ekor karena pasokan agen dari pedalaman menjadi berkurang.
“Untuk ayam lokal atau biasa disebut ayam kampung, kami membeli dengan harga Rp130.000 per ekor dari agen. Karena itu, kami jual Rp150.000,” ucapnya.
Sementara itu, harga jual daging sapi dan telur di pasar tradisional sampai saat ini masih normal, bahkan terjadi penurunan. “Harga jual telur ayam sebelumnya per rak Rp55.000 justru turun menjadi Rp52.000 per rak. Ini karena stok telur di tangan agen yang dipasok dari Surabaya masih banyak,” sebut Sri.
Sedangkan harga daging sapi sebelumnya Rp95.000 per kg, ada yang menjual Rp90.000 per kg. ” Menjelang Idulfitri ini pembeli daging sapi agak menurun. Karena itu kami turunkan harga Rp5. 000 dengan menjual per kg Rp90.000 bahkan sampai Rp80.000,” kata Ama Natan, pedagang daging sapi di Pasar Oebobo.
Sepinya pembeli daging sapi ini, kata Ama, disebabkan antara lain dipicu oleh kondisi ekonomi masyarakat Kota Kupang pascabencana badai siklon tropis Seroja yang terjadi awal April lalu.
“Mungkin mereka sibuk memperbaiki rumah yang rusak. Dalam kondisi seperti ini kami terpaksa turunkan harga antara Rp5.000 sampai Rp10.000 per kg. Bahkan menjelang Idulfitri ini lebih sepi lagi,” kata Ama.