Jakarta, Gatra.com - Kementerian Kesehatan merilis hasil Covid-19 Symptom Survey atau Laporan Survei Gejala Covid-19 yang dilakukan oleh University of Maryland yang bekerja sama dengan Facebook. Salah satu poin utama yang ditemukan adalah berkurangnya keraguan masyarakat untuk melakukan vaksinasi terhadap virus tersebut.
Laporan itu membeberkan, keraguan masyarakat turun dari 28,6% menjadi 19,2% selama Januari-Maret 2021.
"Hal ini menunjukkan bahwa program kami untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksin ini berjalan dengan baik dan semakin tinggi pula motivasi masyarakat untuk bersama-sama memutus rantai penularan COVID-19,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi melalui keterangan resminya, Rabu (12/5).
Rinciannya, sebanyak 49,2% orang dewasa ragu-ragu karena mengkhawatirkan efek samping. Sementara 34,9% ingin menunggu dan melihat situasi terlebih dahulu.
Secara demografis utama, pihak yang meragukan keampuhan vaksin itu cukup bervariasi. Kelompok usia termuda adalah kelompok yang paling ragu akan vaksin, dengan rentang 18-24 tahun sebesar 20,9%. Setelah itu disusul usia 25-34 tahun sebesar 21,4%.
Masyarakat Riau, usia 18-24 tahun, tercatat paling tinggi meragukan vaksin, yakni sebesar 32,1%. Posisi kedua disusul Sumatera Selatan, dengan kelompok usia yang sama, memiliki tingkat keraguan sebesar 31,7%,.
Sementara Banten dan Bali memiliki keragu-raguan vaksin yang paling rendah di antara kelompok usia ini, masing-masing sebesar 14,8% dan 13,3%.
Laporan ini melibatkan 178.988 responden orang Indonesia dalam periode 10 Januari–31 Maret 2021. Para peneliti tak hanya melakukan survei di Indonesia, tetapi juga di 200 negara dan negara bagian.
Temuan dari survei ini memberikan rincian demografis dari keraguan vaksin COVID-19 yang dilaporkan sendiri, alasan keraguan, sumber informasi terpercaya, dan perilaku utama seperti pemakaian masker dan jarak sosial di negara ini.
“Sebagai salah satu survei vaksin COVID-19 terbesar di Indonesia, luasnya hasil dari survei ini sangat berharga seiring dengan upaya kami untuk mengatasi dampak terburuk pandemi ini bagi masyarakat Indonesia dan memastikan ketersediaan vaksin bagi semua melalui intervensi berbasis bukti,” jelas Oscar.