Jakarta, Gatra.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan bahwa ingin lebih banyak anak-anak Indonesia bisa mendapatkan pengalaman terbaiknya sebagai mahasiswa. Akan tetapi, pengajaran di dalam kelas itu seringkali tidak mampu mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan di dunia kerja.
“Berdasarkan pengalaman saya, perguruan tinggi memang tepat, memang tempat untuk mengasah ketajaman berpikir dan mengejar cita-cita,” tuturnya, dalam peluncuran secara resmi program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), yang digelar secara virtual dan disiarkan langsung via kanal YouTube KEMENDIKBUD RI pada Selasa pagi, (11/5).
Nadiem mengatakan, pada saat lulus, para mahasiswa kebingungan atau kesulitan dalam menghadapi dinamika dunia kerja. Oleh karena itu, mereka ingin situasinya berubah dengan cara mentransformasi sistem pendidikan tinggi agar lebih relevan dengan dunia di luar kampus.
“Mahasiswa kita sekarang punya keleluasaan untuk belajar dari praktek terbaik di dunia industri, organisasi kemanusiaan dan institusi penelitian kelas dunia melalui program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” ucap Nadiem.
Namun katanya, implementasi program tersebut harus ditopang dengan sistem pendidikan tinggi yang mendukung. Ada pun untuk aspek pendanaan, mereka telah menyediakan berbagai skema. Salah satunya, beasiswa yang kini telah didukung oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Kemudian kebijakan pengakuan kredit atau SKS, sehingga partisipasi mahasiswa dalam program Kampus Merdeka dapat berkontribusi langsung dalam proses pembelajaran mereka.
Sementara itu, Nadiem pun menuturkan terhadap para dosen, yakni mereka juga mendorong diakuinya kegiatan Kampus Merdeka, seperti melakukan proyek riset sebagai bagian dari kinerja dosen. “Inisiatif berbasis kolaborasi dan gotong-royong harus terus kita kembangkan untuk mewujudkan visi besar kita tentang pendidikan yang memerdekakan.” ungkapnya.
“Kolaborasi ini tidak bisa hanya terbatas di skala nasional atau regional, tapi harus mencapai lingkup global,” pungkas Nadiem.