Jakarta, Gatra.com – Kekhusyukan ibadah jemaah di penghujung Ramadan di Masjid Al-Aqsa ternodai oleh aksi kekerasan yang dilakukan oleh pasukan tentara Zionis. Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyerukan darurat Al-Aqsa.
“Kami, Aksi Cepat Tanggap, menyatakan saat ini darurat Al-Aqsa. Rebut kembali Palestina. Kita harus sadar betul bahwa kondisinya sudah sangat darurat. Kekejaman demi kekejaman nyata terjadi,” kata Presiden ACT, Ibnu Khajar, dalam pernyataan sikap yang disiarkan dari kantor pusat ACT di Jakarta Selatan, Senin (10/5).
Ibnu Khajar juga mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya umat Islam, untuk menunjukkan dukungan nyata kepada warga Palestina yang menjadi korban kekerasan.
“Saya mengajak kepada kita semuanya, yang punya doa, angkat malam ini tangan kita. Yang punya kekuatan kita untuk mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk mendukung Palestina. Saya ajak semuanya untuk bergerak,” ajak Ibnu Khajar.
“Kami ajak kepada ulama-ulama di mana pun berada, bukan hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia, malam ini serukan kepada seluruh jemaah di masjid-masjid, di semua tempat, kita serukan kepada mereka untuk menyelamatkan Masjid Al-Aqsa,” tambahnya.
Sebagai bentuk nyata dukungan kepada orang-orang Palestina yang tengah berjuang mempertahankan Masjid Al-Aqsa, ACT akan mendirikan dapur-dapur umum untuk menjamin ketersediaan pangan untuk para penjaga Al-Aqsa.
“Kami buka dapur umum di Al-Aqsa supaya 70.000 orang yang sedang menjaga Masjid Al-Aqsa dapat berjaga. Jangan pernah meninggalkan Baitul Maqdis karena itu adalah amanah yang Rasulullah berikan kepada kita. Maka orang-orang itu akan tetap bertahan di Masjid Al-Aqsa. Kita siapkan dapur umum Al-Aqsa supaya buka dan sahurnya para pejuang di Baitul Maqdis atau Murabitun tetap kuat fisiknya untuk melawan serangan-serangan kekejaman dari tentara-tentara Israel di Masjid Al-Aqsa,” papar Ibnu Khajar.
Selain dialokaiskan bagi para Murabitun penjaga Al-Aqsa, dapur-dapur umum ini juga nantinya bisa digunakan oleh penduduk Palestina di sekitar Masjid Al-Aqsa yang turut terdampak aksi kekerasan yang dilakukan tentara Israel maupun pemukim Zionis.
“Bismillah, bagi mereka yang sedang mengungsi, bagi saudara kami yang sedang ketakutan, anak-anak yatim yang sedang tercerai berai ke mana-mana, orang-orang tua yang sedang sakit-sakitan karena terkena serangan-serangan tembakan atau terkena bom, Insya Allah, paket-paket pangan dan bantuan-bantuan medis akan kami kirimkan ke rumah-rumah warga Palestina. Khususnya di Baitul Maqdis, di Masjid Al-Aqsa, dapur umum akan melayani 24 jam,” tegas Ibnu Khajar.
Bertepatan dengan malam ke-29 Ramadan, Ibnu Khajar mengajak kepada khalayak untuk membantu Al-Aqsa dengan harta terbaik sebagai bukti iman dan dukungan nyata terhadap pembebasan Al-Aqsa.
“Jangan sampai terlambat. Jangan sampai kita tidak punya amalan sekecil apapun untuk membantu saudara kita di Al-Aqsa. Malam ini, di masjid-masjid tempat anda melakukan iktikaf, di manapun Anda berada, Anda dapat mengunjungi laman Indonesia Dermawan dan kita bisa membantu bersama. Jangan hanya dengan doa, jangan hanya dengan seruan, tetapi buktikan nyata bahwa kita adalah orang-orang yang peduli,” ucap Ibnu Khajar.
“Darurat Al-Aqsa, selamatkan Palestina, rebut kembali Palestina, adalah seruan yang kita ajak bukan hanya kepada orang Indonesia, tetapi juga kepada dunia internasional. Kalau Anda beriman, maka Anda pasti akan bantu Palestina. Kalau Anda beriman, Anda akan tergerak untuk membebaskan Al-Aqsa,” katanya.
Sebagai catatan, rentetan kejadian ini bermula dari pengusiran 500 warga Palestina dari rumah mereka di kompleks pemukiman Sheikh Jarrah, Kamis (6/5/2021).
Insiden ini bereskalasi menjadi serangan terhadap jemaah yang tengah beribadah di Masjid Al-Aqsa dan pembubaran jemaah-jemaah lainnya di Jerusalem Timur, Jumat (7/5). Tembakan peluru karet, gas air mata, serta granat kejut melukai jemaah yang bertahan di dalam masjid.
Bulan Sabit Merah Palestina mencatat bahwa, hingga Senin (10/5) pukul 18:26 WIB, sebanyak 305 orang Palestina terluka akibat aksi kekerasan di Yerusalem. Dari jumlah tersebut, sebanyak 228 orang harus dirawat di rumah sakit, dan 7 orang dalam kondisi kritis.