Semarang, Gatra.com - Para pemudik yang telah terlanjur masuk di wilayah Jawa Tengah (Jateng) diminta karantina dulu sebelum melakukan salat Idul Fitri 1442 H.
Wakil Gubernur (Wagub) Jateng, Taj Yasin Maimoen menyatakan, langkah ini untuk mencegah terjadinya klaster Covid-19 salat Idul Fitri karena masyarakat tidak bisa mengetahui pemudik yang datang terbebas dari virus Corona atau tidak.
“Kami minta pemudik melakukan karantina dulu. Kalau memang sudah melakukan karantina silahkan salat Idul Fitri. Tapi bila belum, tidak usah memaksa ikut salat Idul Fitri karena hukumnya sunah, tidak wajib,” kata Taj Yasin di Semarang, Senin (10/5).
Kepada para pemudik yang baru pulang ke kampung halaman, lanjut Gus Yasin panggilan Taj Yasin Maimoen untuk jujur apabila memang sedang dalam keadaan terpapar Covid-19.
Pemudik tidak perlu menutupi kondisi dirinya, supaya bisa dilakukan langkah penanganan bersama agar tidak menulari keluarga dan orang lain.
“Harus ada keterbukaan dari para pemudik, dia baru sampai kapan, sudah isolasi atau belum. Kalau sakit bilang sakit,” ujarnya.
Kepada masyarakat yang hendak melakukan silahturahmi Lebaran, Gus Yasin meminta untuk menahan diri agar tidak berpotensi terjadinya kerumunan.
Bila terpaksa harus bersilaturahmi, masyarakat supaya tidak berkerumun dan dilakukan dengan protokol kesehatan Covid-19 ketat, memakai masker dan menjaga jarak.
“Kami menyarankan silaturahmi Lebaran dilakukan secara virtual untuk menghindari kerumunan dan potensi penyebaran Covid-19,” harap Gus Yasin.
Sementara, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo sebelumnya menyatakan dari aplikasi Jogo Tonggo mencatat angkanya sekitar 10.000 pemudik sudah masuk Jateng.
Namu, berdasarkan catatan dari Dinas Perhubungan dari asumsi-asumsi angkutan yang masuk, sudah ada 632.000 pemudik ke Jateng.
Ganjar memprediksikan para pemudik yang nekat pulang kampung di Jateng akan sama seperti tahun lalu yakni ada sekitar sejuta orang sehingga mintakan agar ada pengetesan-pengetesan di level yang paling bawah.