Home Kesehatan Lamban Identifikasi Mutasi Covid-19, Virus Baru Ancam Sumsel

Lamban Identifikasi Mutasi Covid-19, Virus Baru Ancam Sumsel

Palembang, Gatra.com - Ahli Epidemiologi Universitas Sriwijaya, Iche Andriyany Liberty menjelaskan, lambatnya proses pemeriksaan laboratorium membuat proses identifikasi mutasi virus B1617 menjadi cukup lama diketahui. Pasalnya virus tersebut merupakan hasil pemeriksaan sampel pada bulan Januari 2021 lalu.

"Sumsel khususnya, dan Indonesia pada umumnya memang cukup terlambat mengidentifikasi mutasi virus tersebut. Setelah sebelumnya B117 asal Inggris sekarang B1617 asal India. Ada kemungkinan virus yang telah bermutasi masuk dan berdampak pada peningkatan kasus," kata Iche, Senin (10/5).

Berdasar catatan dari negara-negara yang berhasil mengidentifikasi mutasi virus diketahui, sejak mutasi virus masuk ada peningkatan kasus yang signifikan. Di Sumsel, sejak Desember 2020 jumlah kasus semakin meningkat. Kondisi ini menurut Iche, menjadi gambaran jika mutasi telah terjadi di Bumi Sriwijaya.

"Di Sumsel gambaran kenaikan kasusnya memang karena adanya mutasi, tidak hanya laporan konfirmasi positif tapi juga kematian meningkat," jelasnya.

Lanjutnya, tingkat sebaran virus ini lebih tinggi dari varian Covid-19 [SARS-CoV-2] atau mencapai 70 persen. Jadi, ada kemungkinan virus sudah tersebar hingga ke daerah. Apa lagi Palembang, adalah ibu kota provinsi dan pusat ekonomi di Sumsel.

"Kita gak tahu pergerakan manusia, saya rasa sebaran mutasi virus sudah ke daerah lain dan itu tergambar kenapa OKU Selatan, OKU Timur, Prabumulih zona merah lagi, Banyuasin, Mura kasusnya muncul lagi," katanya.

Iche menilai, kurangnya laboratorium di Indonesia dalam melakukan Whole Genome Sequencing atau pengurutan genom lengkap akan terus menyulitkan mendeteksi mutasi virus. Dirinya mengkhawatirkan justru ada mutasi virus yang terjadi dengan varian Indonesia.

"Tidak menutup kemungkinan ada mutasi baru kedepannya. Namanya virus, Covid-19 sifatnya terus bermutasi, yang dikhawatirkan indonesia punya varian sendiri tapi kita tidak tahu. Kita memang keterbatasan whole genome sequencing. Kalau di luar negeri rutin dilakukan dengan jumlah besar," jelas dia.

Sejalan dengan itu, Kasi Surveillance dan imunisasi Dinkes Sumsel, Yusri menjelaskan, pihaknya masih menunggu proses identifikasi virus lebih jauh. Proses identifikasi dilakukan dengan menelusuri pasien positif dan kontak eratnya.

"Sejauh ini masih ditelusuri Kota Palembang, Dinkes Sumsel belum terima laporan. Laporan Kemenkes di Sumsel baru ada empat orang yang terpapar," tutupnya.

204