Home Ekonomi Ratusan Kendaraan Diputar Balik di Perbatasan Jabar-Jateng

Ratusan Kendaraan Diputar Balik di Perbatasan Jabar-Jateng

Cilacap, Gatra.com – Sedikitnya 484 unit kendaraan pemudik dari berbagai jenis dipaksa putar balik di Pos Penyekatan Perbatasan Jateng-Jabar Mergo, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Angka itu merupakan akumulasi semenjak pemberlakuan larangan mudik, Kamis (6/5) hingga Minggu (9/5) pukul 12.00 WIB. Angka ini dipastikan bertambah lantaran petugas masih melakukan penyekatan 24 jam penuh di posko perbatasan provinsi ini.

“Di Posko Mergo, perbatasan Cilacap dengan Banjarpatroman, yakni perbatasan Jawa Tengah ke Jawa Barat, sudah ada 484 kendaraan yang diputarbalikkan, khusus di wilayah ini saja,” kata Kapolres Cilacap, AKBP Leganek Mawardi, Minggu (9/5/).

Dia menjelaskan, angka tersebut belum termasuk jumlah pemudik yang diputar balik di posko lainnya di Cilacap. Keseluruhan, Cilacap mendirikan 13 pos penyekatan larangan mudik. Penyekatan akan semakin diperketat mendekati Lebaran Idulfitri. “Dan ini berlangsung 24 jam,” ucap dia.

Kapolres mengemukakan, dalam penyekatan ini, petugas juga bertindak arif. Pelintas lokal masih diperbolehkan melintas, terutama aktivitas ekonomi. Namun begitu, petugas tetap ketat kepada pelintas antardaerah. Rapid antigen diberlakukan mengingat angkat penularan Covid-19 masih tinggi.

“Untuk rapid test antigen juga sudah dilaksanakan tiga hari ini. Dengan hasil alhamdulillah negatif, untuk semua yang masuk ke Cilacap,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap, Tulus Wibowo, mengatakan, Dishub Cilacap juga memberikan dukungan dengan menempatkan petugas di seluruh pos penyekatan. Termasuk yang ada di pos penyekatan di Kalipucang, Kecamatan Patimuan, Cilacap. Pos ini memantau pergerakan warga dari Jawa Barat, tepatnya dari arah Kabupaten Pangandaran sebelum masuk Jawa Tengah.

Tulus mengatakan, hasil pemantauan selama ini menyebutkan pelintas rata-rata merupakan warga lokal. “Mayoritas warga lokal. Seperti warga Patimuan kan banyak yang berbelanja ke Pangandaran atau sebaliknya,” kata dia.

1592