Jakarta, Gatra.com – Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Jumeri, mengatakan, program belajar "Sampahku, Tanggung Jawabku" atau SAMTAKU dalam format digital untuk anak PAUD dan SD sangat baik untuk mengedukasi anak sejak dini mengenai pegelolaan sampah.
Jumeri menyampaikan, selain sanga baik untuk mengedukasi anak untuk mencintai lingkunga sejak dini, SAMTAKU dalam format digital hasil kolaborasi Aqua dan Sekolah.mu ini sangat sejalan dengan kondisi saat ini.
"Ini sejalan dengan program pemerintah yang ingin terus melakukan terobosan program pendidikan terutama ketika periode proses belajar mengajar dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh," katanya.
Program belajar digital SAMTAKU membuat anak-anak di Indonesia dapat memperoleh kesempatan untuk belajar mengenai tanggung jawab terhadap lingkungan sejak dini untuk mewujudkan pelajar Pancasila yang memiliki nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari.
Jumeri dalam siaran pers pada Sabtu (8/5), mengungkapkan bahwa pemerintah menyambut baik setiap inisiatif yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam upaya memajukan pendidikan sejak dini untuk mencetak generasi penerus yang lebih mencintai lingkungan.
Brand Director Aqua, Intan Kartika, mengatakan, di saat pandemi Covid-19 ini, berbagai adaptasi dilakukan sehingga misi pihaknya dalam berbisnis maupun terhadap sosial dan lingkungan dapat tetap terwujud.
Menurut Intan, pihaknya terus berusaha untuk menyediakan hidrasi sehat yang terlindungi, untuk melindungi seluruh keluarga di Indonesia secara baik, tanpa mengesampingkan komitmen terhadap lingkungan yang pihaknya implementasikan melalui Gerakan BijakBerplastik.
"Kami mengadaptasi program belajar SAMTAKU menjadi format digital yang dapat mendukung program pembelajaran jarak jauh," katanya.
Di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, berkerja sama dengan Sekolah.mu, lanjut Intan, program belajar SAMTAKU kini dapat diakses oleh seluruh siswa Paud dan SD di seluruh Indonesia.
Sementara itu, Corporate Communciations Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin, mengatakan, selain meningkatkan pemahaman, program ini juga menyasar peningkatan keterampilan tentang pengelolaan sampah untuk mengurangi dampak sampah Indonesia dan berkontribusi pada Gerakan Indonesia Bersih.
"Ini kami wujudkan melalui program yang secara khusus menyasar anak-anak usia 4-12 tahun," katanya.
Saat ini, ungkap Head of Climate & Water Stewardship Danone Indonesia, Ratih Anggraeni, program digital SAMTAKU di tingkat PAUD telah diakses oleh lebih dari 1.700 pengguna dan 153 sekolah, sedangkan program di tingkat SD telah diakses oleh lebih dari 1.500 pengguna dan 125 sekolah di seluruh Indonesia.
Di dalam program belajar terintegrasi digital SAMTAKU ini anak-anak mendapatkan materi belajar yang interaktif, baik itu berupa video, buku cerita, aktivitas menyenangkan, dan berbagai panduan pengelolaan sampah yang dapat diakses selamanya secara gratis.
Pada akhir program, anak-anak diminta untuk melakukan aksi nyata dan mempraktikkan langsung pengetahuan yang sudah didapat. Anak-anak akan membuat biopori dan diminta menceritakan bagaimana proses pembuatannya.
Seluruh aksi dan karya anak akan terdokumentasi pada portofolio yang dapat dijadikan referensi untuk penilaian perkembangan anak di sekolah maupun bagi orang tua.
"Kami bisa turut berkontribusi dalam menyediakan program pendidikan yang berkualitas, dengan akses yang luas. Pembelajaran terintegrasi digital di sekolah.mu selalu ditandai dengan struktur kurikulum yang personal dan fleksibel,” ujar Najelaa Shihab, Founder Sekolah.mu.