Jakarta, Gatra.com - Realita bahwa masih rendahnya tingkat kompetensi numerasi pelajar di Indonesia harus menjadi perhatian stakeholder pendidikan tanah air. Hal ini terpampang dari hasil PISA 2018 dimana skor membaca Indonesia ada di peringkat 72 dari 77 negara, lalu skor matematika ada di peringkat 72 dari 78 negara, dan skor sains ada di peringkat 70 dari 78 negara.
Dari fakta di lapangan tersebut, sudah menjadi pekerjaan rumah bagi Kementerian Pendidikan, Kebudyaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) untuk meningkatkan kemampuan numerasi pelajar. Menurut, Direktur Sekolah Dasar Kemendikbud Ristek, Sri Wahyuningsih hal ini yang tengah dituntaskan oleh pihaknya.
"Tentunya kami di pemerintah tentu tidak bisa bergerak sendiri dalam menuntaskan tantangan ini. Kolaborasi dan dukungan dari pihak lain pun menjadi hal yang sangat penting untuk hadir," kata Sri saat hadir dalam Webinar daring, Kamis (6/5).
Peningkatan kompetensi numerasi, sambung Sri, memang bukan hal yang harus diabaikan. Karena jika pelajar Indonesia mahir dalam kompetensi numerasi, maka manfaat yang bisa dimiliki pelajar adalah meningkatnya daya nalar dan daya pikir untuk bisa lebih analitis.
"Sehingga, anak-anak kita juga memiliki kemampuan problem solving terhadap berbagai persoalan. Kemampuan numerasi menjadi penting karena kemampuan ini merupakan induk dari berbagai problem yang tentunya dapat diaplikasikan dalam kehidupan di kemudian hari," jelasnya.
Jika dirinci, hasil PISA 2018, skor rata-rata Matematika pelajar Indonesia mencapai 379. Skor tersebut masih di bawah skor rata-rata negara partisipan, yaitu 487. Sedangkan menurut hasil TIMSS 2015, skor Matematika Indonesia mencapai 397 dengan rata-rata skor TIMSS, yaitu 500.
Dari data ini terlihat bahwa Indonesia masih berjuang dalam meningkatkan numerasi pelajar, tutur Direktur Program Pelajar Berkreasi, Natalina Rimba.
Menurut Natalina, salah satu yang bisa diaplikasikan dalam meningkatkan kompetensi numerasi adalah dengan sebuah kompetisi atau perlombaan. Oleh karenanya, pihaknya saat ini tengah mendorong hadirnya Mentari Mathematics Olympiad (MEMO) 2021.
MEMO 2021 yang merupakan bagian dari Pelajar Berkreasi dirancang untuk membantu pelajar meningkatkan kompetensi dan mempersiapkan mereka menghadapi Asesmen Kompetensi Minimum, pungkasnya.