Jakarta, Gatra.com - Sektor industri menunjukkan geliat yang agresif di tengah tekanan pandemi Covid-19. Kondisi ini sudah ditunjukkan sejak enam bulan berturut-turut.
Hal itu dikatakan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dalam konferensi pers secara virtual pada Rabu (5/5).
Berdasarkan data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS), Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia mencapai 54,6. Capaian ini merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah manufaktur di Indonesia.
Sejalan dengan itu, lanjutnya, utilisasi industri pengolahan non migas juga meningkat. Pada Maret 2021 utilisasinya mencapai 61,30%, meningkat dibanding dua bulan sebelumnya.
"Hal ini menandakan sektor industri mulai menggeliat kembali untuk berproduksi dalam roda perekonomian," katanya.
Nilai ekspor sektor industri juga tercatat cukup baik pada Januari-Maret 2021. Nilainya mencapai US$38,95 miliar dan menghasilkan neraca surplus sebesar US$3,69 miliar.
Tiga industri yang memberikan nilai ekspor terbesar di antaranya Industri Makanan (US$9,68 miliar), Industri Logam Dasar (US$5,86 miliar), dan Industri Bahan Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional (US$ 4,30 miliar).
Nilai investasi sektor industri pada periode Januari-Maret 2021 juga naik 37,97% secara yoy. Dengan total Rp88,3 triliun, nilai investasi terbesar diberikan oleh Industri Logam, Mesin & Elektronik (Rp31,2 triliun), Industri Makanan (Rp21,8 triliun), serta Industri Kima Farmasi (Rp9,4 triliun).
"Momentum ini jangan sampai hilang. Oleh karena itu kita jaga dengan beberapa kebijakan dan program yang telah dijalankan Kementerian Perindustrian," ucap Agus.