Home Kesehatan Masih Ada Jalur Tikus, Pemudik Tak Terpantau di Cilacap

Masih Ada Jalur Tikus, Pemudik Tak Terpantau di Cilacap

Cilacap, Gatra.com – Menjelang pemberlakukan larangan mudik lebaran Idulfitri 1442 Hijriah, antara 6-17 Mei 2021, sejumlah jalur tikus yang biasa digunakan untuk melintas di perbatasan provinsi Jawa Tengah menuju Jawa Barat dan sebaliknya tak terpantau Satgas Covid-19.

Salah satunya, penyeberangan di Mluwung, Cilacap, Jawa Tengah. Penyeberangan Sungai Citanduy ini menghubungkan dua kabupaten di dua provinsi, yakni Kabupaten Cilacap menuju Kabupaten Ciamis dan Kota Banjarnegara ini nihil pantauan petugas.

Warga Klapasawit, Kecamatan Lakbok, Ciamis, Hirzudin mengatakan, di penyeberangan tak tampak ada aktivitas pemantauan. Menjelang pemberlakuan larangan mudik, perahu penyeberangan yang beroperasi 24 jam itu masih aktif dan tanpa pengecekan.

“Masih [beroperasi]. 24 jam,” kata Hir, sapaan akrabnya, Selasa (4/5).

Warga dua provinsi biasa menggunakan jasa perahu penyeberangan lantaran jembatan terdekat adalah Jembatan Ciopat di sisi utara dan Bendung Menganti di sisi selatan. Perahu penyeberangan telah beroperasi sejak puluhan tahun.

Bahkan, hingga kini pun tarif menyeberang masih cukup murah. Yakni Rp3.000 jika menyeberang seorang diri berikut sepeda motor dan Rp4.000 jika berboncengan. Namun, beberapa jasa perahu terkadang meminta lebih, yakni Rp5.000 sekali jalan. “Ora [tidak ada pemeriksaan],” ujarnya.

Selain penyeberangan wilayah Mluwung, ada pula perahu penyeberangan yang beroperasi di wilayah hilir Menganti dan Majingklak. Jalur-jalur ini bisa saja digunakan oleh pemudik yang hendak pulang ke Cilacap atau ke wilayah lain di Jawa Tengah dan sebaliknya, ke Provinsi Jawa Barat.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap, Tulus Wibowo, mengakui masih ada sejumlah jalur alternatif alias jalur tikus yang bisa digunakan pemudik di luar lima jalur utama yang terpantau. Karenanya, dia meminta agar Satgas Covid-19 di tingkat kecamatan dan desa mengintensifkan pemantauan.

“Kita sesuai dengan status jalannya. Kalau jalur utama diserahkan kepada Satgas Covid-19 kabupaten beserta tim gabungan. Kalau jalur desa diharapkan bisa dipantau oleh Satgas Covid-19 di tingkat kecamatan dan desa,” ucap dia.

1530