Jakarta, Gatra.com – Sedikitnya 23 orang tewas dan 65 orang lainnya luka-luka dirawat di rumah sakit akibat sebuah jembatan layang ambruk ke jalan saat dilalui kereta api di Ibu Kota Mexico City, Meksiko pada Senin malam, (3/5).
Kejadian itu juga menghancurkan mobil-mobil di sekelilingnya hingga menjadi puing-puing.
Kantor berita Reuters melaporkan pada Selasa, (4/5) pihak berwenang malah menghentikan upaya penyelamatan tak lama setelah mereka memulainya, dan mengatakan karena adanya resiko.
Di samping itu, sebuah video di saluran lokal Milenio TV menunjukkan jembatan itu jatuh ke area mobil di dekat stasiun Olivos, di tenggara kota sekitar pukul 10.30 malam waktu setempat, sampai menyebabkan “awan debu”.
Ada pun setidaknya dua gerbong kereta tampak digantung di jembatan layang yang rusak.
Pada awalnya, upaya penyelamatan terlihat oleh kru medis dan pemadam kebakaran yang mencoba mengakses gerbong tersebut, serta tentara juga turut hadir.
Sementara itu, Walikota Mexico City Claudia Sheinbaum mengatakan kepada wartawan di lokasi tersebut, tampaknya gelagar telah lepas dari jalan layang, namun penyebabnya tengah diselidiki.
Ia pun menerangkan, penyelamatan telah ditangguhkan karena strukturnya sangat lemah. Di sisi lain, sebuah crane sedang bekerja guna menstabilkan gerbong kereta sehingga tim penyelamat dapat melanjutkan pencarian mereka yang selamat.
Sheinbaum menyebut pihak berwenang tengah bekerja untuk mengidentifikasi korban yang telah tewas, termasuk anak-anak. Dilaporkan, satu orang juga terperangkap di dalam mobil di bawah reruntuhan dan kini telah diselamatkan hidup-hidup dan dibawa ke rumah sakit.
Tujuh orang lainnya yang diangkut ke rumah sakit, kini berada dalam “kondisi gawat” serta sedang menjalani operasi.
Diketahui, jalur Metro 12 yang melintasi jembatan layang yang runtuh dibangun hampir satu dekade lalu, ketika Menteri Luar Negeri Marcelo Ebrard menjadi walikota Mexico City.
“Apa yang terjadi hari ini dengan Metro adalah tragedi yang mengerikan. Solidaritas saya dengan para korban dan keluarga mereka. Tentu saja, penyebabnya harus diselidiki dan tanggung jawab harus ditetapkan,” kata Ebrard di Twitter.
Ebrard dan Sheinbaum dipandang oleh banyak pengamat politik sebagai kemungkinan besar penerus Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, seusai masa jabatan enam tahunnya berakhir pada 2024 mendatang.