Depok, Gatra.com - Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama terus berupaya meningkatkan layanan jaminan produk halal. Selepas uji coba sistem informasi dalam proses layanan sertifikasi halal, BPJPH mengeksplorasi bidang teknologi yang berpotensi mendukung pengembangan layanan halal.
BPJPH saat ini tengah menjajaki pemanfaatan artificial intelligence dalam penggunaan layanan halal, tergambar dari kunjungan tim BPJPH ke Artificial Intelligence Center Indonesia (AiCI) di Gedung Lab Riset Multidisiplin Fakultas MIPA Universitas Indonesia, Depok.
"Kunjungan ini kami maksudkan untuk mengenal lebih dekat Artificial Intelligence. Harapannya, kami dapat melakukan diskusi dengan pengelola AiCI dan mengeksplorasi ide-ide baru untuk mendukung peningkatan layanan BPJPH," ungkap Plt Kepala BPJPH, Mastuki.
Penyelenggaraan JPH memiliki cakupan yang sangat luas, dengan proses bisnis yang melibatkan berbagai pemangku kebijakan. Penerima layanan BPJPH jumlahnya sangat banyak, bahkan jangkauannya sampai tingkat global.
Mastuki menambahkan, kondisi tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi. Pasalnya, pihaknya terus menerus melakukan upaya kreatif dan inovatif. Bersikap terbuka untuk bersinergi dan berdiskusi secara inklusif dengan berbagai pihak untuk menggali inovasi yang bermanfaat.
Penggunaan teknologi, termasuk teknologi artificial intelligence, potensial guna mendukung proses layanan JPH, mulai dari sosialisasi dan pembinaan, sertifikasi halal, pendampingan UMK berorientasi halal, penyiapan SDM di bidang halal, dan web-based services untuk digitalisasi layanan yang menjadi program unggulan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
"Kami berharap ada terobosan teknologi yang dapat memudahkan dan mempercepat berbagai aktivitas layanan halal. Misalnya, sosialisasi dan edukasi halal dari mengenali bahan, penggunaan bahan, proses produksi halal, titik kritis kehalalan, dan sebagainya sampai sedetail mungkin. Itu sangat mungkin dilakukan dengan AI," ungkapnya.
"Pelatihan pendamping atau mentor halal bagi UMK juga akan jauh lebih mudah dengan penggunaan teknologi. Bahkan virtual reality (VR) yang dikembangkan AiCI bekerjasama dengan UMG Idea Lab menginspirasi kami untuk promosi halal, virtual tour, expo produk halal, hingga rancangan web yang digitalized-based," lanjutnya.
Co-Founder dan Direktur AiCI, Baiq Hana Susanti, menjelaskan bahwa pihaknya sangat berkomitmen membantu BPJPH sebagai badan pemerintah yang menjalankan tugas menyelenggarakan JPH.
AiCI sendiri, lanjutnya, merupakan lembaga yang didirikan atas kerja sama UMG IdeaLab Indonesia dengan FMIPA Universitas Indonesia. Tujuannya mengembangkan SDM di bidang artificial intelligence untuk membangun kapabilitas bangsa menyambut revolusi industri 4.0.
Baiq Hana mengungkapkan bahwa pihaknya siap bekerja sama dengan BPJPH, seperti melaksanakan program pelatihan untuk penyelia halal, juru sembelih halal, pendampingan UMK, dan sebagainya. Kerja sama terkait pemeriksaan dan pengujian produk halal, virtual tour untuk RPH halal, pengembangan aplikasi, dan sebagainya.
"Kita tahu, untuk UMKM yang ada di Indonesia saja jumlahnya jutaan, karena itu tidak mungkin kalau (layanan jaminan produk halal) ini tidak melibatkan teknologi. Kami siap kolaborasi dengan BPJPH," pungkasnya.