Jakarta, Gatra.com – Ilmuwan LIPI dari satuan kerja Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi, Bayu Adjie, mengungkapkan bahwa Kebun Raya adalah tempat yang cocok untuk mempelajari tentang alam, terutama bagi anak-anak pelajar.
“Kebun Raya itu tidak hanya sebagai tempat orang piknik, hiburan, atau cari jodoh, tapi insya Allah masyarakat umum, mahasiswa, pelajar dari mulai TK-mahasiswa, bisa menggunakan platform Kebun Raya untuk mengembangkan pengetahuan, terutama yang terkait dengan lingkungan,” ujar Bayu dalam webinar Talk to Scientists yang digelar oleh LIPI secara daring pada Selasa, (4/5).
“[Di Kebun Raya] anak-anak bisa mengeskplor berbagai macam aktivitas tentunya dengan menstimulasi saraf motorik mereka, saraf sensorik mereka, dan juga panca indera,” tambah Bayu.
Adjie menilai bahwa keterikatan antara manusia dengan alam sangat penting. Ia pun menyesalkan anak-anak masa kini yang lebih cenderung beraktivitas dengan gawai. “Padi aja tanamannya nggak tau seperti apa. Yang mereka tahu adalah nasi yang dimakan,” ujar Adjie.
Akan tetapi, dengan bersentuhan langsung dengan alam, anak-anak bisa punya pengalaman eksplorasi dunia luar. Anak-anak bisa merasakan, mencium, meraba, mengamati, dan mengidentifikasi warna dan bentuk tumbuhan.
“Bagaimana mereka bisa merasakan kulit pohon itu seperti apa, dedaunan seperti apa. Ini sangat berbeda ketika kita lakukan itu dengan foto, dengan video, di dalam kelas. Di luar, anak-anak bisa meraba, merasakan, kemudian juga bisa mencium bau-bauan yang ditimbulkan oleh tumbuhan,” jelas Adjie.
Dua studi terkini yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences menyebutkan bahwa pengalaman di alam dapat mengurangi kecenderungan otak dari kecemasan dan kemurungan dan berasa pada ruang terbuka hijau secara positif berkorelasi meningkatkan perkembangan kognitif murid Sekolah Dasar (SD).
Kebun raya memiliki satu peranan penting. Ia berfungsi sebagai tempat konservasi ex situ, sebuah tempat pelestarian tumbuhan atau hewan di luar habitat aslinya. Dengan demikian, konservasi ex situ juga nantinya bisa digunakan sebagai tempat penelitian, pendidikan, dan pariwisata.
Menurut Adjie, kebun raya juga lebih mudah diakses oleh pengunjung dibanding taman hutan raya (tahura) ataupun taman nasional. Selain itu, Kebun Raya juga dinilai relatif lebih aman. “Tidak usah takut tersesat dalam hutan,” tutur Adjie.
“Jadi ini kami tawarkan pkatform kebun raya untuk digunakan oleh teman-teman di dunia pendidikan untuk menggunakan berbagai macam media yang ada sebagai media pembelajaran,” pungkas Adjie.