Pati, Gatra.com - Ribuan anak buah kapal (ABK) padati pelabuhan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah sejak sepekan terakhir. Awak kapal tersebut kebanyakan melaut hingga ke luar Jawa.
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pati, secara kumulatif Kecamatan Juwana memiliki 700 kapal, dengan rincian 400 kapal jenis pursen, 150 kapal cantrang, sisanya kapal cumi. Belum lagi ribuan perahu kecil yang tersebar di Kecamatan Tayu dan Dukuhseti.
Kasat Polair Polres Pati, Iptu Sutamto mengatakan, ribuan ABK tersebut tidak hanya berasal dari Kabupaten Pati, tetapi juga berasal dari Pekalongan, Rembang, Demak, dan kabupaten lain.
“Sepekan terakhir, sudah ada ribuan ABK yang turun di pelabuhan Juwana. Mereka ikut kapal porsen dan cantrang asal Juwana,” sebutnya, Senin (3/5).
Dalam sehari, dikatakan Sutamto, dalam sehari ada 10-20 kapal yang berlabuh di pelabuhan Juwana pada Ramadan tahun ini. Secara total kapal Juwana yang sudah berlabuh sekitar 70 persen.
“Lalu lintas di pelabuhan Juwana sangat padat sekali karena sebentar lagi kan Lebaran. Porsen yang terbanyak. Kalau kapal porsen biasanya mengangkut 30-40 ABK dengan masa 6-7 bulan di laut untuk menangkap ikan. Kalau kapal cantrang, biasanya memuat 15-20 ABK dengan masa berlayar 3 bulan,” bebernya.
Kapal-kapal tersebut, diterangkan Sutamto, biasanya menangkap ikan di luar perairan Jawa, seperti di Kalimantan, Sumatra, dan Papua. Sehingga tidak menutup kemungkinan adanya interaksi antara ABK asal Pati dengan warga di luar Jawa.
Salah seorang ABK kapal Juwana asal Rembang, Wicaksono mengatakan, tidak ada prosedur khusus terkait pencegahan persebaran Covid-19 di pelabuhan Juwana saat ia hendak pulang ke Rembang.
“Tidak didata. Saya ikut kapal posen. Kadang berlabuh untuk mendapatkan perlengkapan tambahan, atau menjual ikan. Kadang transit di Bali, Surabaya, Kalimantan, Ambon. Itu tergantung persediaan kapal dan ikan yang mau dijual,” paparnya.
Terkait serbuan ABK menjelang hari raya Idulfitri, Bupati Pati Haryanto mengatakan, jika ABK belum bisa dikatakan sebagai pemudik. “Nelayan ya enggak mudik. Kan mereka kerja cari ikan di laut,” terangnya saat dihubungi.
Saat ditanya, kemungkinan adanya interaksi antara ABK dengan warga di luar Jawa, orang nomor satu di Pati itu akan mendalami hal tersebut. “Kalau itu saya tidak tahu. Kalau perlu, seumpama nanti ada kasus kita tes swab. [Untuk tracing dan pencegahan] ya kita cek datanya dulu,” terang Bupati.