Pati, Gatra.com - Di momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada Minggu (2/5) besok, masih ada siswa di Desa Pagerharjo, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati, Jawa Tengah yang belum bisa mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau sekolah online (daring) secara sempurna, hingga saat ini.
Adalah Kalimatus Sadiyah (11), siswa kelas III di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Bustanul Ulum (BU) mengaku, tidak memiliki handphone (Hp) untuk keperluan sekolah secara virtual selama masa pandemi Covid-19.
"Enggak punya Hp sejak sekolah beralih ke online. Kangen sekolah seperti dulu, ingin kumpul lagi sama teman-teman," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Sabtu (1/5).
Meski tidak memiliki gadget untuk keperluan belajar daring, gadis cilik yang bercita-cita menjadi guru itu tidak pernah patah arah. Dan, terus belajar dengan giat untuk meraih mimpinya.
"Paling suka pelajaran matematika. Kalau sudah besar ingin menjadi guru, biar bisa mengajar sekolah dan bantu orang biar pandai," tutur bocah yang hobi bersepeda itu.
Kehidupan Diyah memang tidak seberuntung anak-anak lainnya. Mengingat, ayahnya hanya buruh serabutan yang tidak tentu membawa pulang penghasilan setiap harinya. Sementara ibunya telah meninggal dunia karena sakit parah tiga tahun lalu.
"Istri saya sudah meninggal dunia. Sekarang tinggal Diyah yang hidup bersama saya, sementara kakak Diyah yang berusia 14 tahun diasuh oleh saudara saya. Kerja seadanya, kalau musim tebang tebu gini ya ikut orang kerja tebang, tak tentu penghasilan," beber ayah Diyah, Parijo (50).
Parijo mengatakan, jangankan membeli handphone untuk keperluan Diyah belajar secara online. Untuk makan sehari-hari saja, ia mengaku kesulitan. Padahal Diyah merupakan siswa yang cukup pandai. Pasalnya ia selalu menduduki peringkat lima besar di kelasnya.
"Biaya sekolah Diyah dibiayai orang dari Desa Tluwuk [Kecamatan Wedarijaksa] mulai dari kelas I hingga III ini. Kadang saya menangis di malam hari karena belum bisa menjadi orangtua yang baik kepada Diyah dan kakaknya," ujar warga RT 02/RW 03 itu.
Beruntung, meski tidak memiliki telepon seluler ada dermawan yang membantu Diyah agar bisa tetap mengikuti proses pembelajaran selama PJJ. Satu diantaranya, Sheila Nisa Sernila seorang guru kelas I SDN 02 Wedarijaksa yang rela meluangkan waktu untuk memberikan les private kepada Diyah.
Tidak hanya itu, Sheila pun rajin berkoordinasi kepada guru MI Bustanul Ulum di mana Diyah mengenyam pendidikan. Agar tidak ketinggalan mata pelajaran. Sedangkan untuk absensi, Sheila pula yang mengabsenkan dengan menggunakan handphone pribadinya.
"Setiap hari kecuali hari Jumat saya memberikan les kepada Diyah. Biasanya sehabis salat Asar sampai jam 5 sore. Kalau absen, suara Diyah saya rekam dan kirimkan kepada pihak sekolah MI," terang Sheila.
Ia mengaku telah memberikan les private kepada Diyah sejak tahun ajaran baru, tepatnya pada Juli 2020 lalu. Sheila menyebut Diyah termasuk siswa yang cukup pandai di sekolahnya.