New Delhi, Gatra.com - Beberapa negara bagian di India telah kehabisan vaksin untuk melawan COVID-19. Hal ini membuat situasi kian buruk pada gelombang kedua infeksi tersebut, yang telah membuat rumah sakit serta kamar mayat meluap. Bahkan, banyak keluarga yang berebut guna mendapatkan obat-obatan dan oksigen yang semakin langka.
"Kembalilah kepada kami. Bagaimana kami akan hidup tanpamu?" ratap Aanchal Sharma dan ibu mertuanya atas tubuh tak bernyawa suaminya, dan menunggu giliran mereka di sebuah krematorium di pinggiran Ibu Kota New Delhi, India, seperti banyak orang lainnya, dilansir dari kantor berita Reuters pada Jumat, (30/4).
Sementara itu, di tempat parkir, nampak lebih dari 10 ambulans yang berisi mayat tengah berbaris. Di satu sisi, para pekerja pun sibuk membersihkan abu dari tumpukan kayu bakar yang tumpah dari area kremasi utama.
Ada pun diketahui, India merupakan negara kedua terbesar total infeksi virus corona setelah Amerika Serikat. Di mana, negara Bollywood itu telah melaporkan lebih dari 300.000 kasus baru setiap harinya selama sembilan hari berturut-turut, hingga mencapai rekor global lain sebesar 386.452 pada hari Jumat, (30/4).
Selain itu, total kematian telah melampaui angka 200.000 dan total kasusnya mendekati 19 juta. Di mana, sejak bulan Februari saja tercatat hampir 8 juta kasus positif virus tersebut, dikarenakan adanya varian baru yang lebih ganas.
Pakar medis mengatakan, jumlah aslinya mungkin 5 hingga 10 kali lebih tinggi dari penghitungan resmi. Sementara, para pasien telah mengemis untuk mendapatkan slot di rumah sakit, ketika tangki oksigen menjadi barang langka dan premium.
Walaupun menjadi produsen vaksin terbesar di dunia, India kini tak memiliki cukup vaksin untuk negaranya sendiri. Hanya sekitar 9% dari 1,4 miliar penduduknya yang telah mendapatkan dosis vaksin COVID-19.
"Saya mendaftar untuk mendapatkan slot vaksin 28 hari sebelumnya, tetapi sekarang mereka mengatakan tidak ada vaksin," keluh Jasmin Oza di Twitter.