Pati, Gatra.com - Netizen di Kabupaten Pati, Jawa Tengah dihebohkan unggahan video berdurasi 30 detik di grup media sosial (Medsos) Facebook. Pasalnya, dalam video tersebut nampak warung kopi amblas di kali berwarna hitam dan berbau busuk.
Postingan @ Adib Heru Yustian yang disuguhkan pada warga net pada 12 jam lalu itu pun dijejali beragam komentar dari warga net di grup facebook Komunitas Anak Asli Pati (KAAP).
Tidak hanya tersebar di grup medsos lokal saja, video yang sama juga banyak menghiasi platform lain seperti tiktok, twitter, telegram, dan medsos lainnya. Lagi-lagi, postingan yang memampangkan sejumlah anak muda blebotan lumpur itu, kebanjiran komentar.
Berdasarkan penelusuran, warung kopi tersebut berlokasi di tepi jalan dan berada di atas kali. Tepatnya berada di depan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bhina Tunas Bhakti (BTB), Desa Kebonsawahan, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati.
Pemilik warung kopi, Dewi mengatakan, jika warungnya berdiri sejak 1 tahun lalu dan terbuat dari kayu jati dan bambu. Ia pun tak menyangka, warung yang dibuatnya untuk mencari nafkah itu harus rusak karena amblas di atas sungai karena tak muat menampung banyaknya pelanggan di bulan puasa.
"Kejadiannya kemarin, Kamis (29/4) sekitar pukul 10.00 WIB. Warung itu baru saya bangun 1 tahun lalu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (30/4).
Sebelum robohnya warung ke kali, lanjutnya, semula ada enam anak SMK yang nongkrong dan minum kopi di tempatnya. Tak lama, mereka memanggil temannya untuk kongkow-kongkow di tempat yang sama.
"Awalnya ada enam orang di warung. Lalu ada anak yang menelepon temannya. Datang lagi enam orang ke warung, jelas perempuan berusia 35 tahun itu.
Setelah puas ngadem di warung kopi, 12 anak muda itu pun berniat membayar kopi dan jajanan kepada Dewi. Sayangnya, teman-teman lainnya malah datang menghampiri, hingga total ada sebanyak 20 orang di dalam warung.
Mau bayar, banyak motor datang, ternyata temannya. Enggak jadi balik, masuk lagi ke dalam warung mereka, jelasnya.
Lantaran tak mampu menampung banyaknya pelanggan, warung semi permanen itu pun ambrok dan membuat anak-anak muda itu terperosok ke dalam kali berwarna hitam dan berbau busuk.