Banjarnegara, Gatra.com– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara menyatakan Kawah Sileri, Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Banjarnegara, tak berpotensi mengeluarkan gas beracun, sebagaimana Kawah Timbang, yang sama-sama berada di Dataran Tinggi Dieng.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto mengatakan, meski terhitung paling aktif, namun dalam sejarahnya Kawah Sileri tak pernah mengeluarkan gas beracun.
Kata dia, bahaya Kawah Sileri yakni lontaran material, seperti batu dan lumpur. Dalam kondisi tertentu, batu dan lumpur tersebut berbahaya untuk manusia karena dapat menyebabkan luka, cedera dan bahkan kematian. “Bahayanya materialnya saja. Karena saat menyembur itu kemungkinan ada batu-batu yang keluar. Apalabila terkena manusia kan bisa cedera, terluka," katanya.
Dia mengemukakan, selama ini, baik berdasar kearifan lokal mapun penelitian, gas yang keluar dari Kawah Sileri adalah Asam Sulfur atau belerang. Namun begitu, menimbang bahaya semburan materilanya, masyarakat dilarang beraktivitas dengan radius 500 meter dari Kawah Sileri.
"Tapi kalau dari sisi gas yang keluar dari kawah, tidak mengeluarkan gas beracun. Kawah Sileri itu hanya mengeluarkan sulfur, asam sulfur,” jelas Aris.
Diketahui, Kawah Sileri meletus pada Kamis malam (29/4/2021). Jenis erupsi freatik. Radius lontaran material sejauh 400 meter, dengan rincian lumpur sejauh 300 meter di arah timur kawah dan 200 meter ke arah barat. Adapun batu terlontar lebih dekat. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan, Kawah Sileri berstatus normal.