Kupang, Gatra.com - Universitas Gajah Mada turut serta memberikan bantuan kemanusiaan untuk menolong masyarakat NTT yang terkena dampak bencana siklon tropis Seroja.
“Kami dari UGM akan membantu memulihkan kondisi kejiwaan atau trauma healing yang diakibatkan bencana. Selain itu membangun model rumah contoh yang murah dan tahan gempa ,” kata Direktur Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Gajah Mada, Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada kepada Sekretaris Daerah Provinsi NTT, Ben Polo Maing di Posko Tanggap Darurat Bencana Alam Siklon Tropis Seroja Kupang (29/4).
Untuk itu Universitas Gajah Mada ( UGM ) jelas Irfan tidak akan diam dan akan mencari cara untuk membantu masyarakat NTT, khususnya di Pulau Sabu. Pada 21 Juli 2021 mendatang, mahasiswa UGM akan melakukan KKN dalam rangka membantu pemulihan di Pulau Sabu.
‘Selain membantu memulihkan kondisi kejiwaan atau trauma healing 1 Mei 2021 mendatang untuk para korban badai seoja, kami juga telah menghubungi Politeknik Negeri Kupang. Ini untuk sama-sama membangun rumah contoh ," jelas Irfan.
Irfan berharap kedatangan tim UGM ke Sabu ini bisa menginisiasi kerja sama kami dengan Universitas-Universitas di NTT dalam rangka membantu pemerintah daerah serta membantu masyarakat.
Sekda Provinsi NTT, Ben Polo Maing mengapresiasi dan berterimakasih kepada seluruh tim dari UGM yang sudah mengunjungi beberapa lokasi yang terkena dampak bencana siklon tropis Seroja.
“Kami apresiasi Tim UGM yang telah mengunjungi korban bencana Seroja di Maumere, Larantuka dan menyeberang ke Pulau Adonara. Selanjutnya akan mengunjungi korban bencana siklon tropis Seroja yang ada di Sabu Raijua.Ini menunjukan pengabdian yang tulus kepada masyarakat," kata kata Ben.
Lebih lanjut Ben berharap agar UGM dapat membantu Pemprov NTT dalam meningkatkan pemahaman masyarakat dalam menghadapi bencana. Antaranya upaya-upaya penyesuaian pasca bencana dan desain bersama kedepannya. Bukan saja soal recovery konstruksi tetapi diharapkan dengan program KKN mahasiswa UGM ini dapat juga mengajarkan masyarakat terkait perilaku dan peringatan dini dalam menghadapi bencana.
“ Dengan demikian ke depannya, masyarakat lebih siap dalam menghadapi bencana ini. Walaupun tidak mengharapkan bencana ini akan datang lagi tetapi kita harus berpikir pada kondisi terburuk agar kita lebih siap kedepannya," ungkap Ben Polo Maing.