Sragen, Gatra.com - Tawaran pulang mudik oleh travel gelap sebaiknya tak diambil. Selain berisiko diputar balik, juga tak menjamin steril dari penularan Covid-19.
Hal itu dikemukakan Kepala Korlantas RI, Irjen Pol Istiono saat memberikan pengarahan kepada jajaran dalam kunjungan ke Exit Tol Pungkruk, Sidoharjo, Sragen, Jawa Tengah, Rabu (28/4). Dikatakannya, kemunculan operasional travel gelap diduga akibat kondisi tak memungkinkan armada angkutan umum konvensional mengangkut pemudik. Sehingga para sopirnya memilih layani penumpang di luar ketentuan. Tarif yang ditarik ke penumpang juga lebih mahal. Jika terjaring penyekatan dan diminta putar balik, biasanya risiko ditanggung penumpang.
"Pakai travel gelap merugikan penumpang. Harus ditindak tegas," katanya.
Seperti diketahui, pemerintah melarang mudik pada lebaran kali ini. Itu supaya penyebaran Covid-19 tidak makin luas. Di dalam armada travel gelap, tidak ada jaminan penumpang tetap sehat selama perjalanan.
Dalam kesempatan itu Kakorlantas hadir didampingi Dirlantas Polda Jateng dan Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi. Irjen Istiono juga menyampaikan sebelum tanggal 6 Mei, operasi masih bersifat kegiatan yang ditingkatkan. Personel di lapangan diharapkan hanya melakukan pengetatan bukan penyekatan. Sebab penyekatan baru akan dimulai tanggal 6 Mei mendatang.
Personel juga diharapkan tak serta merta memutarbalikkan kendaraan luar kota. Hanya pemudik yang tidak dilengkapi dokumen dan surat bebas Covid-19 yang diputarbalikkan.
"Penyekatan baru mulai tanggal 6 Mei. Saat ini baru kegiatan yang ditingkatkan. Jangan serta merta diputarbalikkan," jelasnya.
Sementara, setiap pos diminta tetap menyediakan random tes swab gratis. Lantas jika ada pemudik yang terindikasi tertular atau positif covid-19, agar langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.