Jakarta, Gatra.com- Travel gelap memanfaatkan layanan pesan instan untuk mendapatkan penumpang. Hal ini disampaikan oleh salah satu sopir travel gelap Sofyan (45). Sofyan menjelaskan bahwa ia menggunakan aplikasi WhatsApp untuk berkomunikasi seperti melakukan penawaran atau mengetahui titik-titik penjemputan.
"Ngambilnya dengan cara online. Lewat WhatsApp, penawaran lewat WhatsApp, tempat di mana, nanti dijemput," ucap Sofyan di Lapangan Presisi Polda Metro Jaya pada Kamis (29/04).
Sofyan yang melayani perjalanan dari Jakarta menuju Tegal, mematok tarif sebesar Rp250 ribu. Alasan ia mematok harga lebih tinggi dari biasanya karena uang tersebut dipergunakan untuk kembali dari Tegal.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo menjelaskan bahwa pihak kepolisan melakukan patroli di jalan arteri, jalan tol, dan jalur tikus yang ditengarai menjadi jalan incaran travel gelap.
Polisi juga memeriksa internet karena sebagian dari travel gelap memasang iklan di media sosial seperti Facebook dan Instagram.
Menurut sepenuturan Sambodo, penumpang travel gelap tidak dimintai surat bebas Covid-19 atau hasil Swab Antigen oleh penyedia jasa transportasi tersebut.
"Dan keseluruhannya penumpang tersebut tidak ada persyaratan atau diminta menunjukan surat bebas Covid-19 atau hasil Swab Antigen, tidak ada. Padahal berdasarkan adendum surat Gugus Tugas Covid-19, para penumpang yang naik dari terminal itu diharapkan mempunyai surat bebas Covid-19, baik Swab Antigen, GeNose, maupun PCR," ucap Sambodo dalam konferensi pers di Lapangan Presisi Polda Metro Jaya, pada Kamis (29/04).
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengamankan 115 kendaraan travel gelap yang digunakan untuk membawa penumpang dari Jakarta ke luar kota. Travel ini diamankan karena tidak memiliki izin untuk mengangkut penumpang atau tidak memiliki izin trayek dan menyimpang dari trayeknya.