Pernyataan ini dipaparkannya dalam acara pembukaan  Rapat Teknis Permusabaqahan Menghadapi Seleksi Tilawatil Quran dan Hadits (STQH) XVII Provinsi Sumatera Utara (Provsu),  yang digelar Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Sumatera Utara, di kisaran, Asahan, Rabu (28/4).

 

Dalam acara pembukaan rapat kerja LPTQ tersebut, Surya menilai, ditunjuknya Asahan sebagai tuan rumah tempat berlangsungnya rapat kerja LPTQ Sumatera Utara tersebut sangat tepat, karena di kabupaten inilah diawalinya sejarah MTQ di Indonesia. 

 

Surya membeberkan, MTQ pertama kali dilaksanakan di Indonesia digelar  di desa Pondok Bungur kecamatan Air Joman  kabupaten Asahan Sumatera Utara. Untuk mengenang sejarahnya didirikan sebuah Mesjid yang diberi nama mesjid MTQ 1946 sebagai monumen sejarah lahirnya MTQ. 

 

MTQ ini, kata Surya, dilaksanakan tepat pada tanggal 12 Februari 1946,  di Dusun II desa Pondok Bungur kecamatan Pulo Bandring. "MTQ ini di laksanakan di Indonesia di desa ini tepat setelah 6 bulan Kemerdekaan diproklamirkan," ujarnya. 

 

Sementara itu Ketua LPTQ Provsu Asren Nasution mengatakan, tujuan dari rapat teknis ini antara lain memantapkan hasil Raker terbatas LPTQ Sumut Tanggal 19 Januari 2021 yang digelar di Kantor BPSD Provsu, memastikan kesiapan LPTQ Kabupaten/Kota dan Kafilah khusus mengikuti STQH  XVII Provsu Tahun 2021 sekaligus melihat kesiapan Kabupaten/Kota (sesuai zona) untuk dijadikan tempat talent scouting bibit-bibit potensial yang ada di kecamatan dan desa-desa. 

 

"Saya ucapkan terima kasih kepada Pemkab Asahan yang telah bersedia menjadi tuan rumah," kata Asren.