Jakarta, Gatra.com – Sejumlah pihak terus mengkritisi rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di semenanjung Muria. Mereka menilai saat ini Indonesia tidak layak membangun PLTN.
Sebagaimana diungkapkan Menteri Negara Lingkungan Hidup 1999-2001 Alexander Sonny Keraf, risiko PLTN terlalu besar bagi banyak rakyat Indonesia, apalagi safety culture Indonesia relatif lemah. Dia menambahkan Indonesia mungkin baru siap memanfaatkan PLTN 100 tahun mendatang atau sudah menjadi energi masa lampau.
"Dalam beberapa tahun ke depan, energi terbarukan (ET) khususnya solar cell akan menjadi primadona. Dengan demikian PLTN akan menjadi energi masa lampau," terang Sonny dalam webinar 'Menolak Lupa: 35 Tahun Bencana Chernobyl'.
Lebih lanjut Sonny menjelaskan etika utilitarianisme yang kerap menjadi pedoman dalam mengambil keputusan publik. Prinsip dasarnya yaitu memilih opsi yang mengandung manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang, atau sebaliknya risiko terkecil bagi sesedikit mungkin orang.
"Karena tidak ada keputusan publik yang memuaskan semua orang, yaitu yang hanya mendatangkan manfaat, maka etika utilitarianisme menjadi pedoman dasar untuk menjustifikasi secara moral setiap keputusan publik," ungkapnya.
Sonny menggarisbawahi bahwa manfaat atau kerugian tersebut tidak hanya berkaitan material-finansial, tapi juga nonmaterial seperti nyawa manusia, kesehatan, keamanan, kesehatan, ketenangan hidup, rasa was-was, dan seterusnya. Selain itu, pengambil keputusan publik harus terbuka membandingkan dan mempertimbangkan opsi lain.
"Semua opsi harus dibuka, jadi jangan fokus satu opsi saja. Dalam kasus PLTN, jangan hanya fokus pada PLTN, tapi mari kita lihat opsi lain. Ada energi terbarukan. Mari kita hitung dari sisi kerugian dan manfaat, proyeksi jangka pendek dan jangka panjang, baru kemudian mengambil keputusan," tambah Sonny.
Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, Sonny menyatakan PLTN bukan pilihan tepat untuk sumber listrik di Indonesia. Apalagi ada opsi lain, energi terbarukan yang berlimpah dan semakin murah dengan risiko sangat kecil bagi sedikit sekali orang.