Kudus, Gatra.com - Kabupaten Kudus, Jawa Tengah selain terkenal dengan wisata religi, juga memiliki banyak destinasi lain yang cukup menarik untuk dikunjungi. Misalnya saja seperti Museum Jenang.
Jenang sendiri adalah camilan khas dari Kudus yang terbuat dari bahan utama tepung beras dan santan. Untuk kemudian diolah sedemikian rupa, sehingga menjadi kudapan manis dan bertekstur kenyal.
Berlokasi tidak jauh dari kota, Museum Jenang hanya berjarak sekitar 650 meter dari Alun-alun Kudus. Atau tepatnya, terletak di Jalan Sunan Muria 33, Kecamatan Kudus Kota. Museum yang didirikan Mubarokfood, perusahaan jenang ternama asal Kota Kretek itu memiliki dua lantai.
Selain itu, gedung museum dan toko jenang sebagai oleh-oleh khas tersebut menyatu. Sehingga sebelum masuk ke dalam kawasan museum, pengunjung harus melalui deretan rak jenang yang dijajakan di toko. Untuk kemudian di sudut toko, ada tangga ke atas. Nah, tangga tersebut mengarah ke Museum Jenang.
Hanya saja, sebelum masuk ke dalam musem wajib membayar karcis sebesar Rp10.000 untuk satu orang. Harga yang cukup murah, mengingat di sana, pengunjung dapat melihat visualisasi yang tertata apik di dalam musem. Mulai dari ornamen bergaya kerajaan, hingga replika Menara Kudus.
Di sini pengunjung dapat mengetahui proses pembuatan jenang, melihat patung peraga, rumah adat, potret bupati dari masa ke masa. Kemudian alat-alat pembuatan jenang dari yang tradisional hingga moderen. Sampai mengetahui sejarah jenang, yang terekam dalam bentuk diorama pasar jenang tempo dulu.
Menjelang hari raya Idul Fitri, khususnya di bulan Ramadan 2021 ini, Museum Jenang mulai banyak dikunjungi wisatawan. Terutama pada sore hari. Pengunjung memilih sore karena sekalian ngabuburit menghabiskan waktu, sebelum nantinya berbuka puasa.
Museum jenang menjadi pilihan karene banyak memiliki spot swafoto yang estetik. Selain itu, antara spot satu dengan lainnya tidak berjarak cukup jauh. Sehingga tidak menguras energi di masa puasa seperti sekarang ini.
Wakil Showroom Museum, Adit mengamini jika pengunjung mulai berdatangan saat menjelang sore hari. Khususnya saat-saat akhir pekan. “Sore biasa ramai, ya puluhan lah. Weekends yang paling ramai sampai 100-an lah. Masih pandemi kan, kita juga batasi,” ujarnya saat ditemui di Museum Jenang, Selasa (27/4).
Imbuhnya, “Biasanya H-10 Lebaran itu pengunjung membludak. Mereka sekalian beli oleh-oleh kan, juga mampir ke dalam museum.”