Rembang, Gatra.com - Serda Dwi Nugroho, salah satu prajurit TNI AL yang gugur saat menjalankan misi latihan perang bersama kapal selam Nanggala-402 di perairan Bali. Ayah Serda Dwi Nugroho Suditanto mengaku bangga anaknya gugur dengan cara terhormat.
"Ucapan Bapak KASAL dan Panglima gugur sebagai prajurit terbaik, saya bangga anak saya menjadi pasukan elit. Walaupun itu cuma latihan itu termasuk bela negara," ucap Suditanto saat ditemui dirumahnya di Desa Sumbergirang Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Jawa tengah, Selasa (27/4).
Suditanto mengatakan kali pertama mendengar peistiwa naas itu dari sebuah tayangan televisi pada Rabu malam. Saat itu ia sempat tidak percaya pemberitaan itu.
"Dapat kabar dari berita di medsos. Mulai Rabu malam sekitar jam setengah sepuluh lihat tayangan tv kok ada KRI Nanggala hilang kontak. Saya setengah percaya. Saya tunggu lagi kok betul. Saya telpon adik korban yang ada di Surabaya, katanya benar," terangnya.
Saat itu pula, Kamis pagi lanjut Suditanto, ia langsung berangkat ke Surabaya ke rumah anaknya. Suditanto mengaku terakhir bertemu anak keduanya itu satu tahun lalu. Ia pun mengaku tidak memiliki firasat apapun sebelum peristiwa naas itu terjadi.
"Ketemu terakhir itu satu tahun lalu. Anaknya supel agak pendiam sedikit. Tapi tegas. Gak ada firasat apapun," katanya.
Pihak keluarga pun sudah pasrah atas peristiwa yang menimpa anaknya. Kini keluarga berharap agar jenazah bisa segera ditemukan untuk segera dimakamkan.
"Saya sudah pasrah kepada Tuhan kalau memang anak saya sudah meninggal. Kalau lihat kapal seperti itu sudah tidak ada harapan anak saya hidup. Harapannya segera ditemukan dalam bentuk apapun. Kapal beserta crew sekalian," ujarnya.
Serda Dwi Nugroho sendiri meninggalkan satu istri dan dua anak yang masih berusia tujuh dan tiga tahun.