Cilacap, Gatra.com– Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah memanfaatkan momentum Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2021 ini sebagai momentum untuk memperkuat mitigasi bencana alam, terutama gempa dan tsunami. Sebab, terdapat puluhan desa berisiko tinggi terdampak tsunami.
Kepala Pelaksana Haria (Lakhar) BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy mengatakan, hari ini dilakukan simulasi bencana gempa bumi dan tsunami di Desa Bunton, Kecamatan Adipala, yang juga menjadi tempat pelaksanaan peringatan HKBN nasional.
Petugas membunyikan sirine, disambut dengan kentongan dan bunyi-bunyian lainnya sebagai tanda peringatan. Selanjutnya, masyarakat melakukan evakuasi mandiri ke balai desa yang berfungsi sebagai shelter dan posko kesehatan.
“Itu di Desa Bunton, Kecamatan Adipala. Secara nasional karena memang akan dipusatkan di Cilacap sih, secara nasional membunyikan kentongan, sirine, dan bunyi-bunyian yang lain. Gempa bumi dan tsunami,” kata Komara.
Dia menjelaskan, momentum HKBN ini harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dari ancaman gempa dan tsunami. Pasalnnya, sebanyak 55 desa di 10 kecamatan pesisir Cilacap rawan terdampak gempa dan tsunami.
“Simulasinya itu. Kentongan, dan sirinie yang lain di Bunton. Evakuasi mandiri, masyarakat berduyun-duyun ke balai desa, untuk evakuasi sementara (shelter). (Wilayah Rawan Tsunami) terdiri dari 55 desa di 10 kecamatan. Uji coba EWS tiap bulan, yakni tanggal 10 dan 25,” jelasnya.
Komara mengemukakan, Cilacap adalah wilayah dengan risiko bencana alam tertinggi di Jawa Tengah dan salah satu yang tertinggi di Indonesia. Selain bencana gempa bumi dan tsunami, Cilacap juga rawan bencana banjir bandang, banjir rendaman, longsor, dan tiupan angin kencang. Pasalnya, wilayah Cilacap bagian utara merupakan pegunungan.