Bantul, Gatra.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kraetif (Menparekraf) Sandiaga Uno berjanji akan mendorong pemulihan di sektor ekonomi kreatif dan pariwisata di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di skala nasional, Kemenparekraf bakal mengubah alokasi wisatawan domestik ke luar negeri hingga Rp150 triliun untuk masuk ke dalam negeri.
Janji pemulihan ini disampaikan Sandiaga Uno saat berkunjung ke pusat batik kayu desa wisata Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Senin siang (26/4). Sebelum ke Krebet, Sandiaga meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi pelaku wisata DIY di Jogja Expo Center.
“Saya bersyukur karena mendapatkan kesempatan berkunjung ke desa wisata Krebet yang sudah mendunia dengan potensi kriyanya, khususnya batik di atas topeng,” kata Sandiaga saat jumpa pers.
Usai melihat proses batik kayu, Sandiaga menyatakan telah menginstruksikan pelaku ekonomi kreatif mengeksekusi berbagai program pendampingan yang langsung dirasakan masyarakat tahun ini.
Berbagai program ini menurut Sandiaga bertujuan memulihkan perekonomian di bidang ekonomi kreatif, termasuk di Bantul. Dirinya menyebut selain industri ekonomi kreatif, perekonomian Bantul ditopang dua bidang lain, yaitu pertanian dan pariwisata.
“Kita ingin segera eksekusi langkah nyata ini dan laporan berkala akan disampaikan ke bupati. Kita tidak ingin hanya datang lalu pergi. Tetapi tindakan yang wajib ditinggalkan sebagai sebagai bentuk keberpihakan pemerintah kepada desa wisata dan masyarakat,” lanjut Sandiaga.
Di sektor pariwisata, Sandiaga berjanji akan turut mempromosikan berbagai obyek wisata di Bantul yang sudah dikenal masyarakat karena keindahan alamnya, seperti Pantai Parangtritis dan kawasan hutan lindung Dlingo.
“Pandemi ini, sektor wisata memang bertumpu pada wisatawan domestik (wisdom). Kita akan ubah alokasinya di mana selama ini sebanyak Rp150 triliun dihabiskan wisdom berwisata ke luar negeri. Kita ingin hal itu dikeluarkan untuk menopang industri pariwisata Nusantara,” jelasnya.
Bagi Sandiaga, Bantul dengan 43 desa wisata memiliki keunggulan dalam paradigma pariwisata selama pandemi, yaitu alami (nature) dan kebudayaan (culture). Dari berbagai data pelaku perjalanan, wisatawan di masa pandemi menginginkan berlibur di wisata minat khusus dengan skala kecil yaitu bersama keluarga.
“Melalui DAK (dana alokasi khusus), kita akan membantu membangun kekurangan infrastruktur di berbagai obyek wisata. Kita akan dorong itu agar ekonomi di Bantul pulih dan lapangan kerja segera terbuka,” katanya.
Bupati Bantul Halim Abdul Muslih membenarkan bahwa Bantul merupakan tulang punggung utama DIY dalam bidang ekonomi kreatif. Sebanyak 70 persen ekspor kerajinan dari DIY berada di Bantul.
“Karena itulah kami menempatkan ekonomi kreatif sebagai prioritas dalam rencana pembangunan jangka menengah. Kami gembira mendapatkan dukungan ini,” ucapnya.
Dalam bidang pariwisata, Halim menyatakan kendala infrastruktur dan akses komunikasi masih menjadi persoalan dalam pemulihan 43 desa wisata Bantul.