Jakarta, Gatra.com – Tren kasus malaria di Indonesia yang sebelumnya menurun cenderung stagnan sejak 2014. Papua tetap menjadi penyumbang terbesar, mencapai 80% dari total kasus di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Dr.drh. Didik Budijanto,M.Kes selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) dalam temu media secara daring ldengan tema “Bersama Masyarakat Menuju Indonesia Bebas Malaria” yang diadakan pada Jumat pagi, (23/4).
“Bahwa sebetulnya tren kita ini menurun, menurun, kalo kita lihat sejak tahun 2010 sampe dengan tahun 2020 terakhir kemaren,” ucapnya. Didik menggunakan indikator Annual Parasite Incidence (API) atau angka kesakitan per 1.000 penduduk berisiko dalam satu tahun. Angka API itu menurun dari tahun 2010-2020. Angka API pada tahun 2010 adalah 1,96, sedangkan angka API tahun 2020 adalah 0,87. Walau begitu, lanjut Didik, namun terdapat kecenderungan yang stagnan dari mulai 2014 hingga 2020 lalu.
Selain itu ia menerangkan kasus yang terjangkit malaria telah menurun dari tahun 2010 yang sebanyak 465.764 kasus, hingga merosot menjadi 235.780 kasus pada tahun 2020. “Nah kemudian, kasus distribusinya ini kalau kita lihat di bawahnya itu grafiknya yang menonjol cuma satu, yaitu di daerah timur ya, di daerah Papua. Memang 80% dari kasus malaria ini, ada di daerah Papua,” terangnya, sambil memaparkan lewat grafik distribusi kasus malaria per provinsi di Indonesia tahun 2020.