Jakarta, Gatra.com – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ), Dr.drh. Didik Budijanto,M.Kes, mengatakan bahwa tujuan dari pengendalian malaria sekarang yaitu guna mencapai seluruh masyarakat di Indonesia dapat terbebas dari penularan malaria pada tahun 2030 mendatang.
“Ya, tujuan dari pengendalian malaria saat ini adalah kami ingin mencapai masyarakat Indonesia ini bebas dari penularan malaria, tentu saja diterjemahkan dalam bentuk eliminasi malaria pada tahun 2030. Ini palimg lambat,” ungkapnya.
Hal itu disampaikan Didik dalam temu media secara virtual via Zoom Meeting, dengan tema “Bersama Masyarakat Menuju Indonesia Bebas Malaria” yang digelar pada Jumat pagi, (23/4).
Selain itu, ia juga memaparkan 6 kebijakan pengendalian penyakit menular tersebut. Pertama, yaitu dari sisi aspek diagnosis malaria harus dilakukan dengan konfirmasi laboratorium serta dengan menggunakan mikroskop atau Rapid Diagnostic Test (RDT). “Kebijakan pengendalian malaria ini ada 6 kebijakan. Dari sisi aspek diagnosis malaria [kebijakan pengendalian malaria pertama], ini harus dilakukan dengan konfirmasi lab dengan mikroskop (mikroskopis) atau pakai RDT,” tuturnya.
Kedua, kata Didik, pengobatan malaria tetap harus berstandar dengan menggunakan Artemisinin Combination Therapy (ACT). “Kemudian [kebijakan pengendalian malaria ketiga], layanan tatalaksana kasus malaria dilaksanakan oleh seluruh fasilitas pelayanan kesehatan [fasyankes], termasuk swasta secara terintegrasi ke dalam sistim layanan kesehatan dasar, maupun layanan kesehatan rujukan,” lanjutnya.
“Kemudian yang berikutnya [kebijakan pengendalian malaria keempat], adalah bagaimana kita sistem informasi itu, jadi pengembangan dan peningkatan sistem informasi secara cepat, secara real-time, yaitu kita mempunyai e-sismal,” tambah Didik.
Seraya ia meneruskan yang kelima, di mana mereka memiliki kebijakan guna pencegahan penularan malaria melalui manajemen vektor yang terpadu, seperti bagaimana pengendalian vektor itu. Menurut Didik, hal ini juga menjadi cukup penting bagi ujung tombaknya.
Dan terakhir, paparnya, yakni lewat promosi program dengan memanfaatkan jejaring atau kemitraan serta penguatan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).