Sukoharjo, Gatra.com - Desa Manisharjo, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo bakal dilintasi Jalur Lingkaran Timur (JLT). Hal tersebut berdampak pada naiknya harga tanah dikawasan sekitar proyek JLT.
Menurut Kepala Desa (Kades) Manisharjo Rumadi, ada 177 bidang tanah yang terkena dampak proyek JLT. Tanah tersebut terdiri dari tanah milik masyarakat maupun tanah kas desa, Tirta Makmur Sukoharjo dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).
"Proyek JLT ini sudah berdampak pada faktor ekonomi, harga tanah sudah mulai naik, katanya Jum'at (23/4).
Meski baru tahap pembebasan tanah, namun harga tanah sudah naik hingga empat kali lipat.
Rumadi menyebut, sebelum adanya proyek JLT ini, harga tanah atau sawah di Manisharjo berkisar Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu per meter. Sehingga tak heran jika saat ini harganya sudah mulai naik, yakni berkisar Rp 200 ribu per meter, bahkan bisa lebih.
Terkait adanya fenomena hedonisme seiring sudah mulai dibayarkannya ganti rugi lahan yang terkena proyek JLT, dia menuturkan, kondisinya masih normal.
"Masyarakat disini masih tradisional. Uang ganti ruginya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka, dan dibelikan tanah lagi," ujarnya.
"Kalau proyek yang di Tuban itu kan, dibelinya per kawasan, jadi yang terkena dampak akan utuh dibeli. Sementara yang terkena JSN ini hanya bagian lahan yang terkena proyek saja. Jadi tidak mesti utuh," tandasnya.