Yogyakarta, Gatra.com -Hujan abu dilaporkan terjadi di daerah Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada Jumat (23/4) siang. Hujan abu itu seiring terjadinya guguran awan panas Gunung Merapi dengan jarak luncur sekitar dua kilometer.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida, mengatakan awan panas guguran Merapi terpantau dari seismogram dengan amplitude 55 mm dan durasi 145 detik pada pukul 11.20 WIB, Jumat (22/4).
Hanik mengatakan jarak luncur awan panas tersebut sejauh 2.000 meter atau 2 kilometer ke arah barat daya dari puncak Merapi. Menurutnya, saat luncuran itu kondisi angin bertiup ke arah timur. "Laporan terjadi hujan abu di Cepogo, pukul 11.30 WIB," katanya.
Hasil pengamatan pada Merapi pukul 00.00 WIB sampai 06.00 WIB, Jumat (23/4), menunjukkan terjadinya delapan kali lava pijar dengan jarak luncur maksimal 800 meter ke arah barat daya.
Gunung Merapi saat ini masih terus mengeluarkan awan panas guguran dan lava pijar sejak dimulainya fase erupsi 2021 pada Januari lalu. Kubah lava pada erupsi saat ini ada dua, yakni di sisi barat daya dan tengah kawah.
Hanik mengatakan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer dan pada sektor tenggara yaitu di Sungai Gendol sejauh 3 kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
Masyarakat juga diimbau mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Adapun penambangan di alur sungai yang berhulu di Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.