Kendal, Gatra.com - Muhammad Tommy Fadlurahman, seorang anggota DPRD Kendal tetap gigih dalam melestarikan budaya pencak silat khas Kendal sebagai sarana dalam menyiarkan ajaran agama Islam.
Pria yang akrab disapa Gus Tommy ini menyampaikan, pencak silat merupakan sebuah seni bela diri warisan para kiai dan para leluhur dari jaman dulu sudah biasa diajarkan dalam pesantren. Seperti halnya pesantren yang dinaunginya. Ponpes Hidayatul Quran Kaliwungu Kendal Jawa Tengah.
Di Ponpes Hidayatul Quran ini, anggota Komisi A DPRD Kendal ini juga mengajarkan seni beladiri pencak silat. Bahkan, sebuah padepokan, yakni Padepokan Harimau Putih juga berdiri di dalamnya untuk menangungi para pendekar pencak silat.
"Di pesantren kami, santri selain belajar agama, mereka juga belajar pencak silat," kata Gus Tommy yang juga Guru Besar Padepokan Harimau Putih saat menghadiri acara pelatihan kanuragan tenaga dalam dan ijazah kubro di Tuk Gelung Desa Magelung, Kaliwungu Selatan, Kamis (22/4) malam.
Latihan kanuragan yang diikuti oleh para peserta dari berbagai cabang di Indonesia, merupakan sebuah rangkaian rutin kegiatan bulan Ramadan padepokan yang dinaunginya. Para peserta ini diantaranya datang dari Batang, Pekalongan, Tegal, Brebes, Cirebon, Karawang, Lampung, Madura dan bahkan ada yang datang dari Jawa Timur, Sumatera serta Aceh.
"Latihan rutin ini juga bagian dari upaya kami di Padepokan Harimau Putih untuk nguri-uri atau melestarikan budaya pencak silat di masyarakat," terang Gus Tommy.
Kata Gus Tommy, dalam pencak silat banyak sekali macamnya, terlebih pencak silat asli Kendal yang dipelajari oleh pesilat-pesilat Padepokan Harimau Putih Kaliwungu. "Ini tadi dari pesilat saat latihan juga menampilkan atraksi-atraksi yang bisa disebut menegangkan. Tadi ada jilat bara api, makan silet, makan beling, tusuk jarum, tubles paku, berjalan diatas bara api, dan berbagai macam hal diluar nalar," ujarnya.
Berbagai bekal yang diberikan kepada para pesilat ini, diakuinya agar dapat membentuk mental para pesilat yang didominasi para santri. Selain itu, hal ini juga untuk memperkuat keimanan para santri yang dipersiapkan untuk berdakwah diberbagai daerah.
Secara historis, lanjut Gus Tommy, pencak silat Harimau Putih Kaliwungu merupakan pencak silat yang diajarkan para wali atau ulama jaman dulu di bumi Kendal. "Pencak silat ini dulunya diajarkan ke para prajurit Mataram Islam. Para pejuang yang berjuang memerdekakan tanah air ini dulu juga banyak yang belajar silat asli Kendal ini," paparnya.
Selain diajarkan ilmu pencak silat, para pesilat juga diajarkan riyadhoh atau tirakat dan gemblengan-gemblengan lainnya.
Dikatakan, upaya melestarikan budaya pencak silat selalu dilakukan juga bertujuan untuk berdakwah. "Dengan ini kami bisa mengajak masyarakat untuk mendalami ilmu agama. Datok kami dulu pernah berpesan, silat memang bukan segalanya, tapi segalanya bisa berawal dari pencak silat," tandasnya.
Sementara, Ketua umum Padepokan Harimau Putih Kaliwungu, H.Nurkhafidin menyampaikan, seni bela diri pencak silat asli Kendal milik Padepokan Harimau Putih Kaliwungu saat ini sudah banyak dikenal dan menyeba ke seantero daerah di Indonesia.
Ia juga mengatakan, silat khas Padepokan Harimau Putih Kaliwungu adalah silat prestasi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya prestasi baik tingkat internasional, nasional maupun tingkat daerah.
"Silat ini juga merupakan bukti sejarah bahwa, dulu para ulama di pesisir Kendal juga turut berjuang dalam kemerdekaan," katanya.
Ia berharap, budaya pencak silat asli Kendal ini bisa hidup dan bertambah besar ditanah kelahiranya sendiri. " Semoga pencak silat ini juga bisa mendukung program Bupati Kendal yang menggagas sport tourism," pungkasnya.