Mataram, Gatra.com- Potensi ekonomi NTB dari berbagai sektor sungguh luar biasa. Hasil produksi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan tangkap dan lainnya NTB memang terbaik. Namun potensi yang ada haruslah didukung oleh penyajian informasi yang up to date dan factual agar kepercayaan asing atau investor menjadi meningkat. Meski dari sisi komunikasi selama ini sudah berjalan dengan baik.
“Namun yang menjadi persaingan sesungguhnya adalah penyampaian data dan informasi produk NTB melalui berbagai aplikasi digitalisasi harus menjadi perhatian bersama bagi Tim Promosi Ekonomi Daerah (TPED). Pemda dalam penyampaian informasi hendaknya sesuai dengan fakta yang ada. Orang asing itu dikenal teliti dalam hal data. Misalnya kita punya potensi lobster, begitu dia datang ternyata tak ada. Yang kami mohon nantinya kalau memang tim ini memiliki data, tolong data yang terkait dengan potensi agar informasinya detail dan fatual,” kata Kepala Dinas Kominfotik Provinsi NTB I Gde Putu Aryadi, di Mataram, Kamis (22/4).
Dikatakan, komunikasi promosi dalam menyajikan informasi yang benar dan produktif saat ini menjadi bagian penting untuk menumbuhkan kepercayaan publik. Dicontokan, Dinas Pariwisata dalam mempromosikan destinasi wisata dikatakan indah. Namun saat wisatawan berdatangan justru sebaliknya lokasi wisata itu tidak seindah yang diinformasikan. Akibatnya wisatawan akan kapok berkunjung kembali ke daerah NTB.
“Di Desa Sade misalnya menampilkan berbagai jenis kerajinan khas masyarakat setempat, ternyata di Sade juga ditampilkan produk dari luar daerah. Hal-hal seperti ini dari TPED perlu melakukan identifikasi dalam melakukan komunikasi promosi melalui pesatnya teknologi informasi. Informasi faktual tentang NTB harusah dilakukan sehingga bisa memberi keyakinan dan kepastian investor untuk datang ke daerah kita,” jelas Mantan Kabag Humas Pemkab Bima ini.
Gde mengaku apa yang disampaikan Bank Indonesia NTB bahwa untuk menarik investor di NTB hendaknya diiringi kualitas produk ekspor itu sendiri. Berbagai produk pertanian, perikanan seperti lobster, rumput laut dan hasil perikanan tangkap NTB adalah yang terbaik.
Bali dikatakannya justru mengambil bahan mentah dari NTB. Bahan mentah seperti daging sapi yang dikirim ke luar NTB melalui RPH Banyumulek justru tak jalan. Ribuan sapi malah dikirim ke Jakarta.
“Pemprov Bali dalam Kerjasamanya dengan NTB belum lama ini salah satunya terkait produk pangan. Bali hanya menerima daging sapi dan tak menerima sapi hidup dari NTB. Karena itu ketersediaan infrastruktur di NTB seperti RPH harus benar-benar dioftimalkan, sehingga kita tak dirugikan terus. Kita kirim produk NTB melalui Bali yang memperoleh intensif justru Bali dan kita NTB tak mendapatkan apa-apa. Kita harus ebih berbenah ke depannya,” kata pejabat yang cukup lama menekuni bidang kehumasan ini.
Sekretaris Dinas Pariwisata NTB Drs. Lalu Hasbulwadi, M.Pd mengutarakan, bahwa promosi ekonomi tak terlepas dari investasi atau Investor yang menanamkan modalnya. Dan dari sisi pariwisata produk ekspor NTB sangatlah menarik.
Saat ini Dispar NTB tengah memetakan potensi-potensi pariwisata yang bisa diinvestasikan oleh swasta. Yang mana pengembangan Kawasan Tourizm Area (KTA) saat ini lebih terkonsentrasi di Pulau Lombok. Pengembangan KTA tersebut diantaranya tiga gili, Kota Tua Ampenan ditawarkan kepada invstror swasta. Selain itu berikutnya Pantai Selatan Pulau Lombok termasuk di dalamnya KEK Mandalika yang menjadi kawasan superprioritas.
“Pariwisata sangat berdampak pada multipliyer efeck pada sektor-sektor lainnya untuk mempercepat perekonomian daerah,” ujar Hasbulwadi.