Home Ekonomi UMKM Go Global, Pemerintah Cetak 1 Juta Eksportir Baru

UMKM Go Global, Pemerintah Cetak 1 Juta Eksportir Baru

Jakarta, Gatra.com – Deputi Bidang UKM, Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM, Hanung Harimba Rachman, mengatakan, semua pihak harus bergandengan tangan untuk memulihkan perekonomian nasional yang terhempas pandemi Covid-19.

Hanung dalam webinar bertajuk "Kiat Tips Logistik dalam Melakukan Ekspor Bagi UMKM yang Efektif dan Efisien" pada Kamis (22/4), menyampaikan, pemerintah, swasta, asosiasi, dan seluruh pemangku kepentingan harus meningkatkan kolaborasi.

Salah satunya, lanjut Hanung, yakni mendorong peran sektor UMKM yang menjadi salah satu sumber penopang kekuatan perekonomian nasional. Menurutnya, pemerintah terus berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan ekspor, termasuk dari UMKM.

Menurutnya, bahkan pemerintah telah mencanangkan program mencetak 1 juta eksportir baru agar bisa mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional dari "pukulan" pagebluk SARS CoV-2.

Untuk meningkatkan ekspor, Kemenkop dan UKM, ?telah membangun trading house di Smesco Indonesia bagi UMKM. Melalui akses ini, produk UMKM akan dikurasi dan dilakukan penguatan agar bisa bersaing di pasar global.

Selain mengurasi, trading house di Smesco Indonesia juga akan menjadi pusat pengadaan bahan baku bagi UMKM sehingga tidak lagi kesulitan dalam proses produksi.

Kemenkop dan UKM juga membantu para pelaku UMKM agar mudah melakukan ekspor. "Kita aktif melakukan pendampingan ke UMKM. Bahkan kita sudah menjalin kerja sama dengan Garuda Indonesia untuk memberikan slot khusus bagi produk UMKM agar bisa dikirim [ekspor]," ujar Hanung.

Deputi Bidang UKM, Kemenkop dan UKM, Hanung Harimba Rachman. (Ist)

Sementara itu, Ketua Umum (Ketum) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Eddy Ganefo, mengungkapkan, berdasarkan hasil survei pihaknya, sejumlah 34,5% dari 64,19 juta pelaku usaha termasuk UMKM mengalami penurunan omzet hingga 75% dalam setahun terakhir.

Adapun pelaku usaha yang omzetnya turun hingga 50% mencapai 25,8%. Sedangkan pelaku usaha yang omzetnya menurun hingga ?25% jumlahnya 16%. Untuk UMKM yang justru naik omzetnya, ada sekitar 4,4%.

Menurut Eddy, pihaknya melihat potensi luar biasa di balik sulitnya masa pandemi. UMKM memiliki potensi relatif besar untuk segera bangkit dengan menciptakan produk-produk berskala ekspor.

Agar bisa menembus pasar internasional atau ekspor, lanjut Eddy, UMKM harus bersinergi dengan marketplace atau dengan memasarkan via digital. Pasalnya, di tengah pembatasan aktivitas sosial, saat ini pemasaran secara daring menjadi primadona. Hal ini menjadi peluang yang sangat baik bagi pelaku usaha meningkatkan market sales-nya.

"Dari apa yang udah kami lakukan, ternyata UMKM bisa ekspor dengan jumlah tidak harus jumlah besar. Caranya dengan menggandeng marketplace yang kita letakkan di luar negeri. Mereka B to C atau C to C, kita harap dari sana ada sumber pembeli dari luar negeri sehingga volume [penjualan] diharapkan naik," ucapnya.

Ketua Akumindo (Asosiasi UMKM Indonesia), M. Ikhsan Ingratubun, menjelaskan bahwa potensi meningkatkan ekspor nasional masih sangat besar. Hanya saja, kendala utama dari dunia usaha, termasuk UMKM adalah keterbatasan infrastruktur, seperti pergudangan di berbagai negara tujuan ekspor.

Menurutnya, gudang yang dibangun oleh pemerintah atau swasta di beberapa negara tujuan ekspor masih sangat terbatas. Hal ini mengakibatkan keterbatasan kemampuan ekspor produk Indonesia ke luar negari.

"Kenapa malah gudang di Indonesia yang diperbesar, diperbanyak ini justru bisa menciptakan peluang impor besar-besaran. Kita tidak punya infrastruktur memadai berupa gudang dingin atau kering di luar sana. Ini PR pemerintah dan swasta untuk selesaikan masalah ekspor," ucapnya.

CCO Sicepat Ekspres Indonesia, Imam Sedayu. (Ist)

CCO Sicepat Ekspres Indonesia, Imam Sedayu, menambahkan, sebagai perusahaan jasa di bidang logistik, pihaknya komitmen untuk mendukung dunia usaha, khususnya UMKM untuk meningkatkan penjualannya, terutama untuk tujuan ekspor.

Melalui layanan SiCepat Go, produk UMKM yang dipesan oleh buyer dari luar negeri akan cepat sampai dengan jaminan aman dan tarif yang bersaing. Layanan SiCepat GO tersedia ke seluruh negara kecuali untuk wilayah high risk country.

"Kami harap bisa mendorong UMKM bisa go internasional. Kita kerja sama dengan company di Indonesia atau di luar sehingga bisa mendeliver produk UMKM hingga ke luar negeri," katanya.

Imam menambahkan bahwa peluang UMKM untuk bisa menjual produknya ke luar negeri saat ini sangat terbuka lebar. Syaratnya, produk yang dijual harus berkualitas, packaging yang bagus, dan juga harga yang kompetitif. Dengan biaya jasa antar dari SiCepa Go yang relatif lebih murah dibandingkan dengan lainnya diharapkan bisa menjadi salah satu kunci daya saing dari produk UMKM.

"Kita komitmen bantu UMKM dengan bagaimana memberikan integrated system agar produk mereka bisa cepat ekspor. Kalau untuk layanan domestik kita sudah mengcover hampir semua wilayah. Sekitar 99,9% kita sudah ada," ujarnya.

497