Home Gaya Hidup Sistem Pengelolaan Sampah Harus Lebih Bertanggung Jawab

Sistem Pengelolaan Sampah Harus Lebih Bertanggung Jawab

Jakarta, Gatra.com - Kepala Riset & Edukasi Zerowaste.id, Nila Patty mengatakan, masalah sampah merupakan masalah kompleks. Pasalnya bukan hanya kebiasaan, namun juga fasilitas, regulasi, dan pelaku bisnis yang mengemas produk.

"Kita bicara cara perilaku masyarakat. Fokus bagaimana masyarakat membuang sampah pada tempatnya," papar Nila dalam webinar Earth Day Forum 2021 dengan tema Satu Langkah Menuju Gaya Hidup Hijau, Kamis (22/4).

Namun tidak saja sebatas membuang sampah pada tempatnya karena butuh sistem yang ada untuk membantu bagaimana mengelola dengan sangat baik. "Selain itu, ketika pelaku bisnis tidak membuat suatu kemasan yang baik, tidak ramah lingkungan atau berada di lingkungan selamanya, itu akan menjadi problem juga," kata Nila.

Menurut Nila, permasalahan sampah melibatkan banyak stakeholder untuk menghasilkan solusi. Regulasi yang dihasilkan pemerintah pun harus dipersiapkan agar ketika diterapkan, masyarakat siap melakukannya.

Pendiri EwasetRJ Muhammad Rafa Ibnusina Jafar menambahkan, masalah sampah tidak hanya tidak membuang sampah sembarangan. Sampah tidak berakhir di tempat sampah, tapi melalui banyak proses dan melibatkan banyak orang.

EwasteRJ sebagai komunitas yang fokus pada permasalahan sampah elektronik di Indonesia menyoroti pembuangan sampah elektronik yang masih belum disadari masyarakat Indonesia. Apalagi saat ini belum tersedia tempat sampah elektronik di tempat umum dan minimnya edukasi cara pembuangan sampah elektronik.

"Kami fokus tiga kegiatan. Yaitu kampanye (campaign), mengumpulkan sampah elekttronik (collect), dan mendaur ulang di tempat yang tepat (circulate)," kata Rafa.

Ia menjelaskan Ewaste mengumpulkan sampah elektronik kemudian mendistribusikan sampah tersebut ke perusahaan daur ulang yang sudah tersertifikasi. "Kami perantara antara sampah elektronik rumah tangga ke perusahaan daur ulang elektronik. Dari tahun ke tahun kami sudah mengumpulkan lebih dari 5 ton sampah elektronik," tuturnya.

Head of Communication and Engagement Waste4Change Hana Nur Aulia menilai, masalah sampah butuh lebih masif dalam penegakan hukum. "Sejak berdiri pada 2014, Waste4Change telah melakukan riset untuk pengelolaan sampah, memberikan konsultasi, dan mengedukasi. Waste4Change fokus membentuk sistem pengelolaan sampah yang lebih bertanggungjawab," kata dia.

311