Labuhanbatu, Gatra.com- Kuala Marbo, begitu warga menyebutnya. Pertemuan alur Sei Bilah dengan Sei Marbau itu berada di hulu Dusun Bom, Desa Negerilama Seberang, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Jika menaiki boat bermesin dan dimulai perjalanan dari wilayah jembatan Negerilama Dusun Bom, maka waktu yang dibutuhkan guna menempuh wilayah itu, diperkirakan sekitar 1 jam setibanya disana.
Jika dilihat, tidak ada yang istimewa pada aliran pertemuan dua alur sungai. Namun siapa sangka, sepanjang sungai Marbau, banyak menyimpan kehidupan binatang air yang menjadi buruan para pemancing.
Mengutip keterangan Selamat (62) selaku kemudi/Tekong boat bermesin yang ditumpangi penulis, kemarin, jika beruntung, kita akan mendapatkan sensasi menarik ikan Patin dengan kisaran berat 2 hingga 15 kilogram satu ekornya.
Sebab, ujar pria pemilik boat bermesin itu, dia sendiri sebagai juru antar oleh pemancing yang menggunakan jasanya, juga kerap membawa peralatannya. Momen menunggu para pemancing, dia manfaatkan melempar mata kailnya.
"Aku pernah dapat ikan Patin hampir 6,5 kilogram beratnya. Umpannya waktu itu pakai roti rasa durian," akunya disela-sela menjalankan laju boat yang dikemudikannya.
Tidak hanya Patin, ikan Baung, ikan Belidah dan ikan Gurami pun terdapat diperairan dengan kedalaman rata-rata 4 meter tersebut.
Walau hanya memiliki lebar rata-rata sekitar 5 hingga 15 meter, perairan yang biasa dipakai lokasi memancing para pendatang itu, juga banyak menyimpan habitat berbagai jenis udang, baik berukuran kecil, jika sudah besar biasa disebut gabak.
Misalnya saja, dia pernah melihat nelayan mendapatkan ikan Patin seberat hampir 15 kilogram dengan cara dipancing. Aliran sungai yang juga ditembusi dari aliran sungai Bandar Durian, membuat spotnya semakin diminati.
Dari pengalaman selama 8 tahun menjadi juru antar oleh penyewa boatnya, pria yang dikaruniai 4 anak serta 11 cucu tersebut, telah melihat para 'perindu joran melengkung' (istilah bagi pemancing) yang berhasil.
"Banyak juga yang dapat, ada ikan Gurami sampai 4 kilogram, ada juga ikan Baung hampir 6 kilogram. Senang juga awak kalau penyewa boat berhasil, tidak sia-sia," papar Selamat.
Berbicara target ikan, lanjutnya, juga harus disesuaikan dengan umpan yang pasang. Biasanya, selain cacing, pemancing yang diantarnya juga membawa umpan siam (kucur), anakan jangkrik, racikan roti, umpun-umpun (cacing panjang berkaki), ulat bambu, tempe mentah dan lainnya.
Tetapi sambung pria pensiunan dari salahsatu perkebunan kelapa sawit itu, rejeki memang tidak dapat dipastikan datangnya kapan. Misalnya saja, jika air mengalami naik dan keruh, maka akan sulit merasakan joran melengkung'.
Hiruk pikuk janji manis dialiran sungai Kualo Marbo, juga diakui sejumlah pemancing asal Kota Rantauprapat, Labuhanbatu, termasuk disana diantaranya ikut penulis.
Seperti Fajar, Andi, Robet dan lainnya mengakui, berawal ketersediaan fasilitas mutlak dari seorang tokoh masyarakat H Freddy Simangunsong, mereka menjajal keberuntungan.
Tetapi, kondisi alam yang kurang mendukung, mereka hanya mendapatkan berbagai jenis ikan berukuran kecil. "Ini yang kedua kalinya, cuma ya itu airnya keruh, agak banjir. Lain kali kita ulangi lagi," papar pemancing.