Home Milenial Survei GMP Beberkan 4 Isu Lingkungan yang Disorot Anak Muda

Survei GMP Beberkan 4 Isu Lingkungan yang Disorot Anak Muda

Jakarta, Gatra.com - Mayoritas anak muda, Gen Z dan milenial, menganggap isu lingkungan sangat penting bagi hidup mereka. Premis itu didapatkan dari hasil survei yang telah dilakukan organisasi nonprofit Generasi Melek Politik (GMP) yang dilakukan di empat provinsi di Indonesia.
 
Empat provinsi itu di antaranya Gorontalo, Riau, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tengah. Adapun alasan pemilihan empat provinsi itu karena merupakan daerah rawan deforestasi, banjir, dan kebakaran. 
 
GMP melibatkan 2.217 responden dengan rentang usia 17-30 tahun. Sementara metode survei yang dipakai adalah kuantitatif dan Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan secara daring. Peluncuran hasil survei itu dilakukan pada Sabtu, 10 April 2021 lalu.
 
Ada empat masalah utama lingkungan yang menjadi kekhawatiran bagi para responden. Masalah itu di antaranya sampah yang menumpuk, sungai tercemar, banjir, dan kerusakan hutan. Menurut responden, penyebab utama masalah lingkungan adalah minimnya pendidikan lingkungan untuk masyarakat.
 
Tak berhenti sampai di situ, peraturan yang ada mengenai lingkungan juga tidak dilaksanakan semestinya oleh pemerintah setempat, mulai perencanaan sampai dengan peraturan penegakan hukum di bidang sumber daya alam dan lingkungan. Hal ini mengakibatkan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan sehingg bisa merusak lingkungan dalam jangka panjang. 
 
"Ketidakpedulian pemerintah ini bisa dimanfaatkan oleh segelintir pihak yang menguntungkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," kata Direktur Eksekutif GMP, Neildeva Despendya melalui keterangan resmi kepada Gatra, Selasa (20/4).
 
Neil, sapaannya, melanjutkan, mayoritas responden mengaku sudah menyampaikan aspirasi mengenai isu lingkungan di wilayah masing-masing melalui media sosial. Mereka dipastikan berpartisipasi aktif dalam organisasi lingkungan di daerah masing-masing. Sayangnya, belum ada respons serius dari pemerintah terhadap aspirasi anak muda itu.
 
Selain survei, Neil menyebut GMP juga melakukan FGD bersama anak muda di empat provinsi tersebut. Dari paparan itu menunjukkan bahwa kebijakan yang sudah disusun oleh pemerintah terkadang tidak diketahui ataupun tidak dapat diakses oleh masyarakat. 
 
"Hal ini kemudian yang mempersulit masyarakat untuk mengetahui sejauh mana isu lingkungan diperhatikan oleh pemerintah dan menutup akses keterlibatan anak muda dalam pembuatan kebijakan dikarenakan ruang aspirasi yang terbatas," terang Neil.
 
Berangkat dari survei dan FGD itu, GMP merekomendasikan langkah cepat menanggulangi masalah lingkungan, di antaranya:
 
1. Pemerintah daerah perlu melakukan sosialisasi terhadap kebijakan lingkungan yang sedang maupun yang sudah dibuat kepada anak muda agar mereka bisa terlibat dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan tersebut
 
2. Pentingnya bagi pemerintah daerah untuk tidak hanya melibatkan aspirasi anak muda secara reguler dalam membangun kebijakan lingkungan, atau kebijakan pembangunan yang memiliki dampak pada lingkungan namun juga menjadikan masukan dari anak muda untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan
 
3. Anak muda harus membangun komunikasi yang lebih efektif kepada pemangku kebijakan terkait dengan aspirasi isu lingkungan di daerah
 
4. Dibentuknya wadah bagi anak muda daerah untuk mengeluarkan aspirasi terkait isu lingkungan kepada para pembuat kebijakan
 
5. Melakukan pendidikan lingkungan kepada anak muda agar anak muda di daerah memahami pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan.
8306