Jakarta, Gatra.com - Komika, Sakdiyah Ma'ruf merasa tidak bebas mengekpresikan dirinya. Sakdiyah pun mengaku tidak dapat terlalu bebas jika ingin membuat suatu materi. Dia terbayang-bayang dengan reaksi orang juga akun-akun anonim di media sosial yang kerap menyerangnya. Hal tersebut membuatnya sulit untuk membuat materi stand up comedy secara bebas.
"Setelah pertanggungjawaban [kreatif] selesai, proses kreatif selesai, karya mau diluncurkan pun mikir. [materi] Yang begini di hapus deh. Itu di luar [proses] kreatif. [materi] yang ini dihapus deh karena takut pada entah siapa," ujar Sakdiyah dalam webinar membahas kebebasan berpendapat, Rabu (21/4).
Sakdiyah masih dapat mengerti jika perasaan tidak bebas tersebut muncul di masa orde baru. Namun, kenyataannya rasa tidak bebas tersebut masih dia rasakan di masa demokrasi seperti sekarang ini terutama
"Kalau kita berbicara masa pemerintah otoriter, misal orde baru sebelum reformasi, itu jelas. Pokoknya kalau mengkritik pemerintah, either masuk penjara atau hilang, gitu ya," ucap Sakdiyah "Nah sekarang, di negara demokrasi, kita kok masih merasakan ketakutan yang sama, ketakutan yang makin tidak jelas lagi. Nih kita takutnya sama siapa gitu ya.
Oleh karena itu, Sakdiyah meminta komitmen pemerintah untuk menegakkan komitmen demokrasi, terutama perihal kebebasan berpendapat. Salah satunya dengan menertibkan atau membuat regulasi agar akun-akun anonim tidak bebas memberikan tekanan di media sosial.
"Sebagai pekerja kreatif, tentu mau bilang, komitmen [pemerintah] terhadap demokrasinya ditunjukkan dengan lebih semangat dong. Ini kok akun-akun ternakan masih ada saja gitu. Kayak, enggak diregulasi," tutur Sakdiyah.